.spjnews.id | GARUT – Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat kerjakan Pembangunan saluran air (Drainase) di jalan Suherman dan Jalan Jnd. Sudirman Garut, Jawa Barat, kegiatan terabyte menjadi prioritas mencegah genangan dan banjir, terutama di daerah rawan yang memiliki drainase tidak berfungsi optimal atau bahkan tidak ada. Pembangunan drainase ini melibatkan berbagai pihak diantraanya Dinas LH dan Dishub Provinsi Jawa Barat.
Beberapa tindakan yang dilakukan meliputi perbaikan, normalisasi, dan penertiban bangunan di atas saluran drainase untuk mengembalikan fungsi aliran air secara maksimal.
Saat diwawancara spjnews di ruang kerjanya, PPK Wilayah 1 Deni Junjunan menjelaskan, bahwa Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat saat sedang melakukan pekerjaan saluran air yang berada di kawasan Jalan Suherman dan Jalan Jnd. Sudirman tepatnya di wilayah Ciateul dan Copong, Kecamatan Tarogong Kaler dan Garut Kota, ungkap Deni. Selasa (23/09/2025)
Langkah ini merupakan tindak lanjut dari Program Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi kepada Dinas Bina Marga sebagai respons antisipasi terjadinya banjir.
Deni memaparkan, pengerjaan kegiatan ini akan dikerjakan selama 90 hari masa kerja, dengan pekerjaan sepanjang 7 kilometer, pekerjaan satu lapis ACWC saja dengan progres rencana 33,46 dari progres 34,83 jadi ada deviasi plus 1,377 dengan pekerjaan yang baru dikerjakan pemasangan saluran udit dan tambal sulam, ujarnya.
Disampaikan Deni, ” Pembangunan drainase ini menggunakan anggaran APBD Provinsi Jawa Barat sebesar 18 Miliyar 884 juta 360 ribu 350 rupiah (18.884.360.350) dengan pelaksana PT. Fauzan, dan pengerjaan Pembangunan ini sampai Jalan Bratayuda “, tandasnya.
Diakui Deni, kendala dilapangan saat ini, dengan banyaknya pohon dibahu jalan itu masalahnya, sehingga kami kesulitan untuk memposisikan saluran, disisi lain saluran air diupayakan harus lurus tetapi disisilan pohon – pohon harus diselamatkan, karena kami juga pecinta lingkungan maka untuk meminimalisir terjadinya penebangan, secara tekhnis ahirnya saluran dibuat menyesuaikan kondisi keberadaan pohon, makanya kalau ada yang tidak lurus itu semata mata menyelamatkan pohon, paparnya.
Ada beberapa pohon yang terpaksa kami tebang, itu juga sudah kordinasi dengan pihak LH, dengan komitmen disediakan pohon pengganti, dari satu pohon yang di tebang 10 pohon kami harus mengganti dan itu akan di tanan di tempat yang ditentukan pihak LH, namun sampai saat ini belum ada intruksi harus dimana pohon itu di tanam, pungkasnya. (ajangpendi)