spews.id | TULUNGAGUNG – Dalam negara yang mengaku demokratis, pelayanan publik bukanlah hadiah, melainkan hak. Maka ketika Kantor Samsat Tulungagung menutup pelayanannya pada hari Sabtu (30/08/2025) pukul 10.00 WIB, yang terjadi bukan sekadar kekecewaan, melainkan luka sosial yang menganga.
Ponijo (nama samaran), warga Desa Bono, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung adalah potret kecil dari rakyat yang sabar namun terabaikan. Ia datang dengan niat mulia: membayar pajak lima tahunan. Pajak yang kelak akan menjadi darah bagi pembangunan. Namun, yang ia temui bukanlah pelayanan, melainkan pintu yang sudah terkunci. “Wong sing digaji rakyat kok sak penake dewe,” keluhnya, getir dan penuh luka.
Di mana negara saat rakyat mengetuk pintunya?
Menutup pelayanan publik lebih awal dari jam kerja yang lazim bukan sekadar teknis birokrasi. Ia adalah cermin dari etika kekuasaan. Kantor Samsat bukan milik pejabat, melainkan milik rakyat. Maka, setiap menit pelayanan yang hilang adalah pengkhianatan terhadap amanat konstitusi.
hanya sampai pukul 10.00 WIB?
Menurut informasi resmi, layanan Samsat Keliling di Tulungagung pada hari Sabtu seharusnya berlangsung hingga pukul 11.00 WIB. Maka pertanyaan pun muncul: apakah Kantor Samsat Induk memiliki standar berbeda? Dan jika ya, mengapa tidak ada transparansi kepada publik?
Negara adalah Amanah, bukan Warisan
negara bukanlah alat kekuasaan, melainkan amanah yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab. Ketika pelayanan publik menjadi barang langka, maka yang hilang bukan hanya efisiensi, tetapi juga kepercayaan.
Seruan untuk Reformasi Etika Pelayanan
Sudah saatnya birokrasi berhenti menjadi menara gading. Pelayanan publik harus hadir di saat rakyat membutuhkannya, bukan hanya di saat nyaman bagi aparatur. Kantor Samsat bukan tempat istirahat, melainkan ruang pengabdian.
“Demokrasi bukan sekadar sistem, ia adalah jiwa yang hidup dalam pelayanan kepada sesama.”
Jika Anda warga Tulungagung dan pernah mengalami hal serupa, suara Anda penting. Mari kita bangun pelayanan publik yang tidak hanya hadir, tapi juga peduli.
( Mualimin/ SPJ News.id )








