spjnews.id | TULUNGAGUNG – Di negeri yang katanya menjunjung tinggi keadilan sosial, warga Tanggunggunung, Tulungagung, Jawa Timur. akhirnya memilih menanam pohon pisang di tengah jalan raya. Bukan karena mereka hendak bercocok tanam di aspal, melainkan karena harapan mereka telah layu, seperti jalan yang mereka lalui setiap hari—retak, berlubang, dan tak tersentuh pembangunan sejak 2002.(12 Agustus 2025 )
Sepanjang 1,3 kilometer jalan penghubung antara Dusun Ngipik dan Dusun Ngemplaksari, warga menanam pohon pisang sebagai bentuk protes. Ini bukan sekadar aksi teatrikal. Ini adalah jeritan nurani yang tak lagi bisa ditahan. Seorang warga, SK, menyuarakan kekecewaannya:
“Petugas datang, melihat, mencatat, lalu pergi. Tapi jalan tetap rusak. Musim hujan datang, lubang-lubang berubah jadi kubangan. Kami bukan binatang, kami manusia yang berhak atas jalan yang layak.”
📜 Janji yang Menguap, Proposal yang Mengendap
Kepala Desa Tanggunggunung, Asmiatin, tak menampik bahwa berbagai proposal telah diajukan ke Pemerintah Kabupaten Tulungagung. Bahkan melalui jalur legislatif, suara warga telah disampaikan. Namun, realisasi? Nihil.
“Kami sudah berulang kali mengajukan. Tapi kewenangan ada di Dinas PUPR. Dana desa tidak bisa digunakan untuk jalan ini. Kami hanya bisa menunggu, dan warga sudah terlalu lama menunggu,” ujar Asmiatin, didampingi Kapolsek, perwakilan kecamatan, dan Koramil.
📞 Titik Terang di Ujung Sambungan Telepon
Aksi warga akhirnya mereda setelah Tunjung Kristiantoro, Kasubag Keuangan dan Perencanaan Kecamatan Tanggunggunung, berkoordinasi dengan Camat untuk membawa proposal langsung ke Dinas PUPR. Asmiatin pun mengajak perwakilan warga untuk ikut mengawal proses tersebut.
kita tak bisa melihat jalan rusak hanya sebagai persoalan teknis. Ini adalah cermin dari demokrasi yang pincang. Ketika suara rakyat tak didengar, ketika birokrasi lebih sibuk dengan prosedur daripada keadilan, maka pisang di jalan bukanlah lelucon. Ia adalah kritik sosial yang lebih tajam dari pidato pejabat.
Warga Tanggunggunung telah menunjukkan bahwa partisipasi bukan hanya soal mencoblos di bilik suara. Ia adalah keberanian untuk menanam harapan di tengah jalan yang dilupakan. Dan jika pemerintah tak segera bertindak, maka pisang-pisang itu akan tumbuh menjadi pohon perlawanan.
Sampai berita ini dinaikkan Bupati Kabupaten Tulungagung belum bisa dikonfirmasi secara resmi. ( Mualimin/ SPJ News.id )












