Viral! Warga Desa Kebo Ireng Tolak Tambang Emas, Kades Malah Undang Ahli Tambang: Ketika Aspirasi Rakyat Dikhianati Demi Kilau Semu

- Wartawan

Senin, 11 Agustus 2025 - 01:38

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

spjnews.id | TULUNGAGUNG — Di kaki Gunung Narang, di tanah yang masih menyimpan aroma kesederhanaan dan semangat gotong royong, warga Dukuh Klatak, Dusun Soireng, Desa Kebo Ireng, Kecamatan Besuki, kabupaten Tulungagung, provinsi Jawa Timur. bersatu dalam satu suara: menolak tambang emas. Namun, suara rakyat yang seharusnya menjadi kompas kebijakan justru dibelokkan oleh kepala desa sendiri, Supirin, yang malah mendatangkan ahli tambang dari luar kota.
( Senin 11/08/2025 ).

⛏️ Tambang Emas: Kilau yang Menyilaukan Nurani

Alih-alih mendengar suara rakyat, Supirin justru membuka pintu bagi para ahli tambang dari Banyuwangi dan Malang untuk “mengambil sampel” dan “memastikan kandungan emas” di lereng Gunung Narang. Ia berdalih bahwa lubang selebar 80 cm tidak akan merusak lingkungan. Pernyataan yang terdengar teknis, namun mengabaikan dimensi etis dan sosial dari sebuah tindakan eksplorasi.

Apakah tanah leluhur bisa begitu saja dilubangi atas nama potensi emas? Apakah suara rakyat bisa diredam oleh kilau mineral yang belum tentu membawa kesejahteraan?

🗣️ Rakyat Bicara, Pemimpin Membisu

Warga Desa Kebo Ireng tidak menolak kemajuan. Mereka menolak eksploitasi. Mereka menolak menjadi penonton di tanah sendiri, yang justru dikhawatirkan oleh warga akan dampak lingkungan hidup nya mengingat gunung Narang merupakan Sumber penghidupan dan sumber mata air Dusun Soireng Desa Keboireng Dan Desa Sedayu Gunung Kecamatan Besuki. Ironisnya, kekhawatiran itu oleh Kades Keboireng dijadikan dalih untuk membuka pintu tambang, bukan untuk memperkuat kedaulatan warga atas tanah mereka dan Kehidupan untuk masa mendatang.

Dalam pandangan Asep Yumarwoko, ST, MM Ketua LSM GMBI Distrik Tulungagung yang ikut dalam investigasi dilapangan menyampaikan “, demokrasi bukan sekadar prosedur, melainkan penghormatan terhadap martabat manusia. Maka, ketika kepala desa lebih memilih mendengar suara ahli dari luar kota ketimbang jeritan warga yang tinggal di bawah bayang-bayang lereng gunung, itu bukan sekadar salah langkah. Itu adalah pengkhianatan terhadap prinsip dasar kepemimpinan.
Sangat ironis seluruh warga Keboireng dan Sedayu Gunung memasang Papan peringatan Menolak penambangan namun Kades Keboireng justru Melakukan Eksplorasi.
Kalau memang Ingin melakukan Penambangan Harusnya melaui Mekanisme dan perijinan yang di tentukan oleh Undang-Undang dan Peraturan yang berlaku.

🌱 Tanah yang Dijaga, Bukan Dijual

Gunung Narang bukan sekadar lahan. Ia adalah penanda sejarah, ruang hidup, dan sumber harapan. Menjadikannya objek eksplorasi tanpa konsensus warga adalah bentuk kolonisasi baru—di mana kepentingan ekonomi menginjak-injak hak ekologis dan sosial masyarakat lokal.

Sejarah telah mengajarkan bahwa tambang emas sering kali membawa lebih banyak luka daripada cahaya. Dari Papua hingga Kalimantan, dari Freeport hingga tambang rakyat, yang tersisa bukan kemakmuran, melainkan kerusakan lingkungan, konflik sosial, dan hilangnya kedaulatan lokal.

Kepala desa bukanlah pemilik tanah. Ia adalah pelayan rakyat. Maka, ketika ia lebih memilih mendatangkan ahli tambang daripada mendengar suara warganya, ia telah melangkah keluar dari rel etika kepemimpinan.

Jika emas benar-benar ada di Gunung Narang, maka biarlah rakyat yang memutuskan bagaimana mereka ingin hidup di atasnya. Bukan ditentukan oleh mereka yang hanya melihat tanah sebagai komoditas, bukan sebagai warisan budaya dan ruang hidup. ( Mualimin/ SPJ News.id )

Berita Terkait

Sungguh Ironis: Rehabilitasi Gedung RS Iskak Rp 2,4 Miliar Diduga Abaikan K3 disorot Tajam LSM GMBI
Wujud Nyata Kepedulian Bupati Mohammad Firdaus Daeng Manye Wujudkan Takalar Sehat dan Sejahtera Bagi Warganya yang Kurang Mampu
Ketika Rumah Sakit Menjadi Cermin Peradaban: Komisi C Sidak RS Iskak, Bongkar Carut Marut SKTM dan Etika Pelayanan
Bukan Hanya Kasus SKTM, Nyawa di Ujung Jarum: RSUD dr. Iskak dan Luka Sistemik Pelayanan Publik
Klarifikasi Polres Gresik atas berita informasi penangkapan Galian C yang di lepas begitu saja
Lita Machfud Arifin, bersama jajaran pengurus DPW, melakukan kunjungan ke Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai NasDem Kabupaten Tulungagung
PLN Hadir Memberi Cahaya Keadilan Menyinari Dusun Ngampel: Bupati Tulungagung, Refleksi Pembangunan yang Membumi
LSM GMBI KSM BERBEK, Dampingi Satpam Wanita Yang Terdzolimi.

Berita Terkait

Minggu, 26 Oktober 2025 - 03:01

Pemkab Takalar Apresiasi Dukungan Komdigi RI, Dorong Takalar Jadi Daerah Prioritas Digitalisasi Nasional

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 10:29

Sekdis DLHP Tak kenal Hari Libur, Tingkatkan Kualitas Lingkungan perkotaan Melalui Kerja keras di akhir pekan

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 03:31

Dewan Pendidikan Jombang Luncurkan GERPAS: Gerakan Peduli Anak Sekolah

Jumat, 24 Oktober 2025 - 07:07

Pemkab – Kejari Takalar Kolaborasi tentang Penyuluhan Hukum dalam Program Jaksa Menyapa

Kamis, 23 Oktober 2025 - 13:50

Bupati Takalar Apresiasi Siswa-Siswi SMAN 13 dan SMAN 4 Takalar Berprestasi Dalam Kegiatan Demo Day (GELAR KARYA) Generasi Terampil Sulawesi Selatan Tahun 2025

Kamis, 23 Oktober 2025 - 09:35

Wujud Nyata Kepedulian Bupati Mohammad Firdaus Daeng Manye Wujudkan Takalar Sehat dan Sejahtera Bagi Warganya yang Kurang Mampu

Rabu, 22 Oktober 2025 - 09:12

Rapat koordinasi Dan Penyambutan Camat Baru kecamatan Pattallassang

Selasa, 21 Oktober 2025 - 00:11

Bupati Takalar Lantik Pejabat Eselon ll,lll,lV Sebanyak 311, Usai Dilantik Langsung Tancap Gas

Berita Terbaru