spjnews.id | GARUT – Anggota MPR RI Ade Ginanjar dihadapan Mahasiswa Institu Tehnologi Garut (ITG) kembali menunjukkan komitmennya dalam memperkuat pemahaman nilai – nilai luhur bangsa dengan menggelar kegiatan sosialisasi empat pilar kebangsaan, di Kampus ITG Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Minggu (29/06/ 2025)
Sosialisasi dihadiri dari berbagai unsur masyarakat, pemuda dan mahasiswa bertujuan untuk memantapkan pemahaman masyarakat Kabupaten Garut mengenai Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika.
Kepada awak media Ade Ginanjar menjelaskan, Sosialisasi 4 pilar kebangsaan ini adalah untuk memperkuat kekuatan dan kecintaan terhadap tanah air indonesia. Sejak kelahiran negara merdeka, para pendiri bangsa telah merumuskan Pancasila sebagai dasar ideologi dan UUD 1945 sebagai konstitusi konvergen yang melandasi kehidupan bernegara, papar Ade. Minggu (29/06/2025).
Lanjut Ade, Keputusan untuk menjadikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai bentuk final dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika (“Berbeda‑beda tetapi tetap satu”) sebagai pemersatu menunjukkan tekad kolektif untuk menjunjung tinggi persatuan dalam keragaman. Namun, perjalanan empat pilar ini tidak selalu mulus; dinamika politik pascareformasi, tantangan globalisasi, dan perkembangan teknologi informasi turut menguji ketahanan nilai‑nilai kebangsaan, ucapnya.
Ade menjelaskan, Globalisasi telah membuka akses informasi secara masif, mempercepat penyebaran ide, tren, dan gaya hidup. Walaupun membawa manfaat dalam pertukaran pengetahuan dan kemajuan ekonomi, fenomena ini juga memunculkan disinformasi, ujaran kebencian, dan propaganda radikal yang mudah tersebar melalui media sosial. Generasi muda—sebagai pengguna internet paling aktif—rentan terpapar arus informasi tanpa filter kritis, sehingga pemahaman mereka terhadap nilai‑nilai dasar Pancasila dan konstitusi berisiko terdistorsi, tandasnya.
Eskalasi intoleransi dan segregasi sosial semakin nyata, terlihat dari konflik antar‑agama, persekusi minoritas, dan penolakan terhadap kelompok berbeda, menunjukkan bahwa kesadaran akan prinsip Bhinneka Tunggal Ika belum merata. Rendahnya literasi kebangsaan dan konstitusional membuat sebagian warga, terutama di wilayah urban yang cenderung individualistik, kurang memiliki semangat merawat keragaman sebagai kekuatan bersama.
Untuk itu, sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan perlu diselenggarakan secara sistematis dan berkelanjutan, dengan pendekatan edukatif, partisipatif, dan kontekstual. Kegiatan ini harus mendorong internalisasi nilai Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika agar menjadi pedoman dalam perilaku sehari‑hari, membangun karakter berintegritas, dan memperkuat ikatan sosial antar kelompok.
Ade Ginanjar menekankan pentingnya pemahaman yang mendalam terhadap empat pilar ini sebagai landasan kokoh dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai Pusaka Bangsa Indonesia.
” Empat pilar kebangsaan ini adalah fondasi negara kita. Jika fondasi ini kuat, maka bangsa kita akan mampu menghadapi berbagai tantangan dan rintangan ,” pungkas Ade. (ajangpendi)








