spjnews.id | Tuban – Pada setiap lembaran kehidupan, selalu ada titik temu antara akhir dan awal. Di Yayasan Bina Insan Kamil (YABIKA) Tuban, penyambung keilmuan tidak pernah terputus. Haflah Takhrij bukan sekadar seremoni perpisahan, m selainkan wujud tanggung jawab para pendidik dalam mengantarkan murid ke jenjang ilmu yang lebih tinggi. Minggu (15/06/2025).
Sebagaimana diungkapkan oleh KH. Imam Mawardi Ridlwan, Ketua Umum YABIKA Tuban, tradisi ini mengakar kuat sebagai bentuk kesinambungan ilmu. “Guru bukan sekadar membimbing murid dalam satu fase pembelajaran, tetapi mengantarkan mereka menuju lingkungan yang lebih kondusif, baik dalam aspek akademik maupun spiritual,” ujarnya.
Momentum Haflah Takhrij ini semakin teguh sebagai jalan penerusan sanad keilmuan, memastikan bahwa ilmu tidak terputus atau memutus. Para guru tidak sekadar melepaskan murid, tetapi menyerahkan mereka dengan doa, harapan, dan tuntunan, agar perjalanan mereka dalam menuntut ilmu tetap terjaga dalam nilai luhur.
Pada tahun ajaran ini, YABIKA Tuban menuntaskan Haflah Takhrij bagi 21 murid MA Sains Bina Insan Kamil, 84 murid jenjang PAUD, 119 murid TK, 76 murid SD, dan 105 murid SMP. Lebih dari sekadar angka, mereka adalah generasi yang telah dibekali dengan hafalan Al-Qur’an, khatam Yanbu’a, serta pemahaman akademik yang kokoh.
Dalam sebuah dunia yang penuh tantangan, pendidikan sejati bukanlah sekadar transfer ilmu, melainkan pembentukan karakter, pemeliharaan tradisi intelektual, serta penanaman komitmen dalam membumikan risalah untuk kemaslahatan dunia. Inilah makna Haflah Takhrij di YABIKA Tuban: menyatukan ilmu dengan akhlak, menghubungkan dunia dengan akhirat, mengokohkan generasi untuk membangun peradaban.
Sebagaimana disampaikan oleh Sekretaris IPHI Jawa Timur, Haflah Takhrij bukan hanya tugas akademik, tetapi juga amanah spiritual. “Inilah momentum orang tua dan guru beriringan menghantarkan generasi terbaik ke jenjang yang lebih tinggi,” pungkasnya.
Tradisi ini bukan sekadar peristiwa tahunan, tetapi pijakan bagi masa depan, menegaskan bahwa ilmu adalah cahaya yang harus terus bersinar—terwariskan, tersambung, dan selalu hidup dalam keberkahan.
( Mualimin/ SPJ News.id )










