spjnews.id | Tulungagung — Di tengah lesunya perhatian pemerintah daerah, puluhan warga Desa Sukorejo dan Punjul, Kecamatan Karangrejo, bergotong royong membangun dinding penahan jembatan dengan dana dan tenaga sendiri. Bukan karena ingin menyaingi otoritas, melainkan karena kebutuhan yang mendesak dan janji-janji pemulihan yang tak kunjung nyata. Sabtu (07/06/2025).
Bencana alam yang menggerus pondasi jembatan Brenggolo seharusnya menjadi alarm bagi pemerintah. Air deras pasca hujan lebat telah mengikis fondasi utama, mengancam satu-satunya akses penghubung vital bagi warga sekitar. Namun, berbulan-bulan berlalu tanpa tindakan nyata, membuat masyarakat tak bisa hanya menunggu sementara risiko keselamatan semakin nyata.
“Kami sudah melaporkan sejak pertama terjadi longsor. Tapi hingga kini, belum ada tindakan dari pemerintah daerah. Ini bukan sekadar soal akses, ini soal keselamatan,” ujar salah satu warga yang turut berkontribusi dalam pembangunan swadaya itu.
Ketika aspirasi mereka hanya menjadi deretan laporan tanpa respons, warga akhirnya berinisiatif menggalang dana sukarela, membeli material bangunan, dan turun tangan membangun dinding penahan demi menjaga stabilitas jembatan. Selama seminggu, pemuda, orang tua, bahkan tokoh masyarakat bekerja bersama-sama, seolah membuktikan bahwa semangat kebersamaan masih menjadi benteng terakhir bagi warga yang ditinggalkan kebijakan.
Keterlambatan pemerintah dalam menangani perbaikan infrastruktur ini bukan hanya menunda pemulihan akses jalan, tetapi juga mempertaruhkan keselamatan banyak orang. Bagi warga, langkah diam bukan lagi pilihan.
“Kami tidak bisa menunggu sampai ada korban. Pemerintah daerah harusnya tanggap, bukan menunggu laporan hilang ditelan waktu,” ujar seorang warga lain, dengan nada kecewa yang begitu kentara.
Meski upaya gotong royong ini mampu menghindarkan kerusakan lebih parah, namun warga berharap pemerintah mengambil langkah konkret untuk perbaikan permanen. Mereka menuntut respons yang lebih dari sekadar kata-kata, karena ketika negara abai, rakyatlah yang harus memikul beban itu sendiri. ( Mualimin/ SPJ News.id )










