spjnews.id | NGANJUK – Pada bulan februari dilakukan SERGAB GABAH PETANI.
GKP (Gabah Kering Panen) oleh pihak Bulog Nganjuk di kantor BPP Bagor. Yang dihadiri berbagai pihak telah disampaikan bahwasanya menindaklanjuti program pemerintah mengenai penyerapan gabah hasil panen petani. Sabtu, (29/03/2025).
KA Bulog Imam Mahdi menyampaikan bahwa penyerapan gabah petani dilakukan di akhir bulan Febuari untuk mengenai pendaftaran bisa melalui Babinsa dan PPL masing-masing untuk administrasinya.
Untuk awalnya tidak ada persyaratan apapun semua free, setalah berjalan kurang lebih dua mingguan sergap dihentikan pada tgl 18 Maret 2025 dengan alasan kuota dan pendaftaran ditutup.
Setelah itu dibuka lagi untuk sergap dengan ditentukan kriteria sebagai berikut ; gabah kering pero, tidak kotor, tidak berkecambah, dan tidak hijau. Lalu petani harus kirim sendiri ke Bulog lalu diarahkan ke mitra Bulog yang sudah ditentukan atau ditunjuk oleh Bulog.
Namun dalam proses pengiriman ke mitra Bulog tidaklah berjalan dengan lancar dan baik masih banyaknya kendala terkait pembongkaran sebagai berikut ;
@. kendalanya waktu pembongkaran satu hari sampai dua hari baru dibongkar.
@. Awalnya gabah kering kualitas bagus menjadi basah dan jelek sehingga ditolak.
@. Karung tidak boleh bekas dan bertulis atau bergambar harus polos.
@. Gabah yang dikirim ke mitra itu bukan gabah Bulog melainkan gabah petani. Menurut keterangan salah satu bos mitra Bulog.
Dan Bulog membatasi kuota per pengiriman hanya dikasih kuota 1(satu) rit atau sekitar 9 (sembilan) ton perhari. Sedangkan masa panan dari petani per hari lebih dari 20 (dua puluh) ton.
Sehingga hasil panen petani banyak yang tidak terserap oleh Bulog dan gabah petani banyak dibeli dan dijual oleh tengkulak, karena terlalu ribet dan rumit syarat dari Bulog Nganjuk.
Apa yang disosialisasikan oleh Bulog tidak sesuai dengan apa yang ada dilapangan sehingga banyak petani yang dibuat kecewa dan merasa dipersulit oleh Bulog, karena gabah hasil panen petani banyak yang tidak bisa terserap.
Bukan hanya itu saja BPP, PPL dan Babinsa dibuat bingung dengan aturan dari Bulog, sehingga menjadi buah simalakama bagi BPP, PPL dan Babinsa yang terjun langsung ke petani banyak menunai kritikan cemohan dari petani yang merasa dibuat kecewa oleh Bulog.
Sedangkan menurut keterangan dari anggota LSM GMBI DISTRIK NGANJUK yang ikut serta dalam pengawalan sergap ” iya benar mas dengan apa adanya permasalahan semua itu faktanya ya seperti itu, petani banyak yang dibuat kecewa karena hasil panennya tidak diserap Bulog. Bahkan gabah yang ditolak oleh mitra Bulog menjadi jelek dan petani mengalami kerugian.
(Alf-spj)