spjnews.id | TULUNGAGUNG – Pesantren Al Azhaar Tulungagung gelar Halaqoh Ilmiah pada Sabtu, 10 Rabiul Awal 1446 H atau bertepatan Sabtu 14 September 2024 M. Bertempat di hall utama Pesantren Al Azhaar Tulungagung.
Pesantren Al Azhaar Tulungagung menghadirkan Al Habib Ali Bin Abdullah Bin Ahmad Al Haddad dari Ribath Madrasah Al Fath Wal Imdad Hauthoh Yaman untuk menjadi nara sumber utama.
Menurut Pengasuh Pesantren Al Azhaar Tulungagung, KH. Imam Mawardi Ridlwan Halaqoh Ilmiah yang dihadliri para guru dalam upaya meningkatkan kwalitas para guru dalam berkhidmad dalam menyebarkan ilmu.
“Halaqoh ilmiah bagi baru guru untuk memberi bekal dan meningkatkan kwalitas. Nara sumber kita hadlirkan pakar pendidikan dari Ribath Madrasah Al Fath Wal Imdad Hauthoh Yaman agar mendapatkan keluasaan ilmu. Kami menghaturkan jazakumulloh ahsana jaza para wali santri dan donatur yang telah membantu acara ini berjalan dengan baik dan lancar,” ujarnya.
Nara sumber, Al Habib Ali Bin Abdullah Bin Ahmad Al Haddad nuturkan bahwa keberadaan guru itu sebagai mualim. Karena itu syarat guru harus memiliki wawasan pengetahuan yang luas.
“Keberadaan guru harus punya banyak ilmu pengetahuan. Hal ini sejalan dengan pendapat bahwa seseorang yang tidak memiliki sesuatu maka ia takkan bisa memberikan sesuatu itu kepada orang lain. Seorang guru wajib memiliki sanad belajar kepada seorang guru yang jelas. Tidak boleh ia hanya belajar dari buku maupun kitab saja. Sebagai mana yang dikatakan oleh penyair, “barang siapa gurunya adalah seorang yang memiliki sanad keilmuan yang jelas maka ia akan terjaga dari penyelewengan, kesesatan. Tetapi barang siapa yang berguru kepada buku, berguru kepada kitab-kitab, maka menurut ahli ilmu orang tersebut dianggap tidak memiliki ilmu”. Jadi guru harus punya sanad ilmu,” jelasnya.
Nara sumber juga mensyaratkan bahwa seorang guru wajib memiliki keahlian dalam mengajar. Dalam menyampaikan ilmu seorang guru harus menanamkan dalam hatinya, rasa ikhlas, murni mengajarkan ilmu karena Alloh.
“Seorang guru itu wajib ikhlas. Hendaknya mereka tidak memandang bayaran atau upah. Hendaknya tetap dalam jalan salat yaitu hati ikhlas lillahi ta’ala,” jelasnya.
Nara sumber menjelaskan manfaat sifat ikhlas yaitu agar para murid akan mendapatkan kebalerkahan dan kemanfaatan.
Menurut Al Habib Ali, diantar bekal utama guru adalah sifat amanah. Yaitu memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan ilmu yang kita miliki kepada para murid. Dan seorang guru wajib memiliki sifat kasih sayang pada muridnya sehingga menganggap muridnya seperti putra putrinya sendiri.
“Ketika seorang guru menganggap dirinya sebagai orang tua dari murid maka dia akan berusaha bagaimanapun untuk selalu menyampaikan ilmu dan wawasan pada muridnya. Kemudian dengan perantara sifat ikhlas, dengan perantara iman, dengan perantara sifat amanah yang dimiliki maka Alloh yang akan memberi pemahaman ilmu itu kepada hati dan pikiran murid,” jelasnya.
Halaqoh ilmiah di Pesantren Al Azhaar Tulungagung yang diikuti 300 guru diakhiri dengan tanya jawab dan do’a. Banyak guru yang mengajukan pertanyaan dan mendapatkan jawaban yang luas dari nara sumber. ( Mualimin/ SPJ News.id )