Oleh : H. Moh. Ismail, SH, MH. Ketua Umum DPP GPSH (DEWAN PENGURUS PUSAT GERAKAN PENGAWAL SUPREMASI HUKUM)
spjnews.id – “Blegedekkkk”, bagi sebagian kalangan dirangkulnya Cak Imin buat Jadi Cawapres Sang Guru Anies Bawesdan dianggap petir di siang bolong. Berita itu telah menghipnotis para musuh maupun pecinta Anis. Padahal Seharusnya publik kalangan atas maupun kalangan bawah meresponnya biasa biasa saja, tidak berlebihan.
Tapi yang bikin saya kaget setengah mati saat Partai Demokrat merespon itu dengan adakan rapat darurat. Rapat itu langsung dipimpin Dewan PEMBINA. Kesimpulannya PD keluar dari Koalisi, tidak lagi jadi kawan seiring, karena telah Anis dianggap tinggalkan AHY Dengan mimpinya sendiri.
Saya kaget sekelas SBY menanggapi keputusan Surya Paloh sang Bohirnya Anis dengan “ngambeg” melarikan diri keluar dari koalisi yang “cantik” itu. “Cemen” sekali, SBY sebagai tokoh PD dan mantan Presiden RI tengah mengajarkan AHY yang notebebe Putranya sendiri untuk berkarakter “cemen” dan “cengeng”. SBY tidak mengajak dan tidak menggembleng calon Tokoh Nasional AHY jadi seorang yang tangguh, trengginas dan cerdas, yang kokoh berkarakter dalam menghadapi segala tantangan masa depan NKRI. Mulanya saya berpikir pasti AHY dan PD tidak terpengaruh dengan situasi itu. Ternyata dugaan saya meleset, dengar Anis menabuh gendang PD malah menari, menyanyi dan berlari. Alangkah eloknya jika PD tanggapi tabuhan gendangnya Anis dengan tiup terompet atau suling dengan merdu. Sehingga lahir harmonisasi musik yang menina bobokan para lawan mauoun kawan.
Karena mengelola Indonesia ke depan akan menguji kehebatan Sang Presiden dan
Wakilnya. Lantaran kelak akan hadapi Isu isu seperti isu BLBI yang tak pernah selesai, ambruknya daya beli masyarakat, ketidak mampuan Negara bayar Hutang yang ditinggalkan rezim sebelumnya, sumber daya alam yang sudah sangat banyak diobral ke negara asng dan sepinya lapangan pekerjaan untuk rakyat NKRI.
Untuk hadapi realita itu nanti Indonesia butuh pimpinan nasional yang tangguh, tidak cemen, tidak cengeng dan tidak terpengaruh serangan sebesar apapun kuatnya. Jadi AHY ternyata tidak lolos dari ujian pertama untuk maju sebagai seorang Negarawan. Padahal beberapa langkah lagi AHY diprediksi akan lolos dari jebakan “ujian” sang Maha Guru Politik Surya Paloh.
Jakarta, 2 Agustus 2023.