Sumenep, SPJnews.id – Bupati Sumenep Ra Achmad Fauzi, S.H.,M.H melakukan sidak ke Gudang Pupuk di Desa Kertasada Kecamatan Kalianget pasca banyak masyarakat mengeluh kelangkaan ketersediaan pupuk bagi petani, Jumat (2/12).
Bupati Sumenep datang ke Gudang Pupuk di Desa Kertasada Kecamatan Kalianget tanpa pengawalan. Ia hanya didampingi oleh sopir dan satu ajudannya. Dirinya ingin memastikan stok pupuk bagi petani tersedia dengan baik dan tidak ada penimbunan.
Bupati Sumenep Ra Achmad Fauzi, S.H.,M.H tiba di gudang sekitar pukul 08.00 wib dan hanya menemui pekerja yang sedang bekerja melakukan bongkar-angkut barang dari mobil tronton ke truk.
Selang beberapa menit kemudian, Kepala Gudang Pupuk Kalianget, Risnu datang menemui Bupati Sumenep yang sedang berkeliling mengecek tumpukan pupuk.
“Saya ke sini karena mendapat banyak laporan dan keluhan dari masyarakat yang masuk ke WA saya dari kemarin. Sebelumnya saya tidak pernah ke sini, tapi kali ini saya ingin memastikan langsung,” ujar Bupati Sumenep Ra Achmad Fauzi kepada kepala Gudang Pupuk Kalianget, Risnu.
Dirinya meminta agar ketersediaan pupuk bagi masyarakat tidak dipermainkan, terutama mengenai harga.
“Tolong sampaikan nanti kepada pimpinannya, ketersediaan pupuk petani jangan sampai dipersulit. Baik distribusi dan semacamnya. Pokoknya saya tidak ingin tidak ada masalah soal pupuk ini,” tegas Bupati Sumenep.
Bupati Sumenep menegaskan, dirinya sebagai kepala daerah juga ingin memastikan bahwa imbauan presiden mengenai ketahanan pangan dilaksanakan dengan baik di Sumenep.
“Kenapa perlu saya pastikan ke sini karena masalah pupuk ini juga akan berdampak terhadap ketahanan pangan seperti imbauan Presiden,” ucapnya.“Tolong juga segera laporkan kepada saya kalau ada mafia pupuk, berhadapan dengan saya” ungkap Bupati Fauzi.
Sementara menurut risno selaku kepala gudang menyampaikan bahwa untuk pupuk urea bersubsidi setiap harinya keluar 195 ton sedangkan untuk PHONSKA 80 ton.
Sedangkan Menurut Fendi Ketua LSM GMBI Distrik Sumenep mengatakan bahwa satu2nya kelompok tani yang ada di desa Giring kecamatan Manding tidak mendapatkan jatah sedikitpun pupuk urea bersubsidi.
“Kelompok Tani SAKERA JAYA desa giring tidak mendapatkan pupuk urea bersubsidi, mereka hanya diberikan jatah PHONSKA dan itupun tidak banyak dan hanya menampung sebagian saja sedangkan kelompok lain tidak merasa kekurangan sedikitpun”
“Kemana larinya pupuk bersubsidi tersebut sedangkan setiap hari gudang mengeluarkan pupuk urea 195 ton dan Phonska 80 ton, yang jadi pertanyaan lagi kenapa ada masyarakat yang menjual pupuk bersubsidi uria seharga Rp 250.000”. Fendi/SPJ