Dana yang di alokasikan pemerintah daerah untuk perbaikan infra struktur sebesar Rp.90 milyar seharusnya bisa di nikmati warga Takalar diakhir pemerintahan SK-HD malah menjadikan bahan perbincangan warga Takalar.
SPJNEWS.ID | Takalar – Dana perbaikan ekonomi nasional (PEN) yang dipinjam pemerintah daerah (Pemda) Kabupaten Takalar ke pemerintah pusat sebesar Rp. 250 milyar, yang kelola dua dinas di Takalar, yakni dinas PUPR dan dinas kesehatan.
Dana pinjaman Pemerintah Daerah Kabupaten Takalar yang seharusnya bisa mensejahterakan warga Takalar akan tetapi peruntukannya di anggap beberapa kalangan tidak tepat sasaran.
Dana yang di alokasikan pemerintah daerah untuk perbaikan infra struktur sebesar Rp.90 milyar seharusnya bisa di nikmati warga Takalar diakhir pemerintahan SK-HD malah menjadikan bahan perbincangan warga Takalar.
Hal tersebut dikarenakan pengerjaan proyek infra struktur ruas jalan beton di beberapa kecamatan di kerjakan asal jadi dan sudah di pastikan kualitas jalan beton yang di kerjakan PT. JENIFER UTAMA MANDIRI bersama koleganya bakal lebih hancur lagi hasilnya di banding pekerjaan PT. JENIFER ditahun kemarin yang mengerjakan ruas jalan beton bulu kunyi dan ruas jalan beton Jalan Galesong.
LSM GMBI Distrik Takalar sebagai control sosial yang selalu menyoroti pekerjaan PT. JENIFER merasa heran dengan APH di Takalar, bagitu pula dengan Dinas terkait serta Pejabat pembuat komitmen (PPK).
Seakan akan pihak pihak terkait proyek ruas jalan beton di Takalar melakukan pembiaran dan tutup mata seakan akan mereka di buat ompong oleh rekanan pelaksana pekerjaan ruas jalan beton di Takalar.
Bukti pekerjaan PT. JENIFER dengan koleganya tidak benar, karna kontrak belum selesai pekerjaan sudah rusak, seperti yang terjadi di ruas jalan beton Kelurahan Sombala Bella/Tala’ , baru sebulan lebih sudah di kerjakan sudah mulai rusak parah dan mengalami retak retak akibat penggunaan air asin sebagai campuran cor beton yang di produksi di Kelurahan Pappa.
Selain itu cara pengolahan di pabrik batching plant pappa selain memakai air asin mereka tidak memakai takaran untuk memastikan kalau kualitas produksinya bisa di pertanggung jawabkan.
Sampai berita ini tayang pihak PPK proyek enggan mengangkat telpon celulernya ketika ingin di komfirmasi. (RahimSua/SpjNews.id)