Drh.Tutus Sumariyani Selaku Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinakkeswan Kabupaten Tulungagung saat dikonfirmasi di kantornya.
spjnews.id | Tulungagung – Atas permintaan Pemerintah Desa (Pemdes) Nyawangan bersama warga masyarakat dan Kelompok Ternak Sapi di Desanya bersama Dinas Peternakan dan kesehatan (Dinakkeswan), mengadakan sosialisasi dan Antisipasi terhadap PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) di peternak sapi Warga masyarakat, khususnya di Desa Nyawangan Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung hari ini Selasa (07/06/2022).
Dalam Antisipasi PMK, Dinakkeswan Drh. Okky Anjas Asmoro selaku UPT PUKESWAN Kabupaten Tulungagung, bersama rombongan di Balai Desa Nyawangan, turut hadir juga YOKO selaku Kepala Desa (Kades), BABINKAMTIBMAS dan KASUN (Kepala Dusun) serta Relawan warga masyarakat Desa Nyawangan.
Dalam acara tersebut, Drh. Okki Anjas Asmoro selaku UPT PUKESWAN menyampaikan bahwa, terkait Teknis Tulungagung sudah terpapar, hari ini Tulungagung mengirimkan semple-semple.
“Nanti hasilnya kita belum tahu bagaimananya, karena yang kita kirim itu semple-semple dari daerah-daerah yang notabene nya medatangkan sapinya dari luar daerah, yang jelas 1 (satu) yang saya curigai itu dari Transportasi, kalau itu positif, itu akan kita buat pelajaran kita, dalam arti saya sangat apresiasi karena, Tulungagung itu masih 4 (empat) yang tertinggal, yaitu Ngawi, Pamekasan, Tulungagung, Banyuwangi,” ujar Drh. Okky.
Lebih lanjut Drh. Okky menjelaskan, memang ini harus penuh kesadaran, sosialisasi ini jatuhnya nanti 5 tahun bisa sampai 10 tahun regenerasi selanjutnya, kalau penyakit ini, harus ramai-ramai mengatasi atau pencegahan, jadi penyemprotan jamaah atau ramai-ramai.
“Kalau untuk daerah terpapar ini tidak saya sarankan, jadi kita sarankan tiap-tiap rumah menyemprot kandang masing-masing, dan dari bahan – bahan bisa beli jadi, atau dari sitrun sacettan juga bisa, harapan kami untuk sapi perah semoga dari teman kita yang menguasai bidang ini bisa ke Surabaya mengadu atau istilahnya menodong agar turun Vaksin, Karena Tulungagung penyanggah SUSU nomor 3,” tuturnya.
Dari pihak Koperasi Ternak sapi juga menyampaikan yang intinya bahwa, hari ini yang kita hadapi adalah PMK harus kita tanggulangi bersama, dan kita dari personal- personal, pengurus-pengurus koperasi Tani Wilis mengadakan donasi.
“Terakhir sudah terkumpul Rp. 24 juta rupiah untuk subsidi Disinfektan Pada peternak khususnya yang belum terpapar kalau sudah terpapar nanti kita melakukan penyemprotan sampai sapi-sapi yang ada, mendapatkan vaksin (SP),” tutur dari pihak Koperasi.
Yoko Selaku Kades Nyawangan, saat sosialisasi menyampaikan, merasa khawatir dan prihatin atas terjadinya wabah PMK maka beliau berinisiatif untuk melakukan edukasi pencegahan PMK tersebut kepada warga dengan cara memberikan penyemprotan Disinfektan ke kandang sapi milik warga dan perlu di ketahui sapi perah merupakan sumber ekonomi utama bagi warga Desa Nyawangan khususnya dan Kecamatan Sendang Umumnya.
“Dan juga berharap kegiatan penyemprotan ini bisa rutin dilakukan oleh peternak dan nantinya kegiatan tersebut, bisa di ikuti oleh Desa -Desa lain di Kecamatan Sendang, dengan harapan Desa Nyawangan khususnya terhindar dari PMK dan Kecamatan Sendang pada umumnya,” tandas Yoko.
Sementara itu, ditempat terpisah Drh.Tutus Sumariyani Selaku Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinakkeswan Kab. Tulungagung, saat di konfirmasi menerangkan bahwa, sampai hari ini, awalnya kan berlaku bebas, Ternyata ada laporan mengarah ke sana, dan kita masih mengirim sample, itu ada beberapa titik, Di Kecamatan Ngantru, Rejotangan, Ngunut, Pagerwojo.
“Untuk antisipasi tindakan dari Dinas Peternakan tetap dilakukan, terkait kegiatan hari ini Selasa 07 Juni 2022 di Desa Nyawangan, mengingat Desa Nyawangan ini kan sentral sapi perah, fokusnya di Kecamatan Sendang, otomatis di situ sangat beresiko tinggi untuk penularan PMK karena penularannya sangat cepat”, tuturnya.
Di sana itu harus di jaga ketat lanjut Drh.Tutus, karena sentralnya dan untuk pasar hewan masih tutup sampai tanggal 12 Juni, nanti di evaluasi lebih lanjut. Seperti pasar lokal hewan atau pasar Terpadu itu semua kan berpotensi tidak hanya pasar besar resikonya sama, sebenarnya kalau sudah terjangkit PMK, itu bisa di obati dan bisa sembuh, yang kita kawatirkan itu penularannya sangat cepat sekali, misalkan hari ini satu kena 5 ekor sapi itu mungkin besuknya sudah ngiler-ngiler semua, panas tinggi.
“Menginjak 3 atau 4 hari mulut sapi mulai melepuh-melepuh seperti sariawan kalau berlajut kukunya bisa sampai terkelupas dan bernanah, kalau sudah parah itu penyembuhannya lama, dan himbauan dari Dinakkeswan jika ada keluhan sapi ternak terindikasi PMK warga di mohon segara melapor ke Dokter Hewan (Drh) terdekat dan bisa kontak PELAPORAN KHUSUS di nomor kontak 081217969486 untuk Wilayah Kabupaten Tulungagung,” tuturnya. (Mualimin/spjnews.id)
Editor: Herbil