SPJ NEWS.id,| Tulungagung __ Tradisi Kupatan ini tepatnya dilakukan setelah seminggu hari raya Idul Fitri, dan merupakan sebuah tradisi warisan budaya leluhur yang bertahan hingga saat ini.
Seperti halnya yang di lakukan warga masyarakat Dusun Ngampel Desa Bukur Kabupaten Tulungagung, menggelar KUPATAN MASAL di lingkungannya, ada 3 RT dan RW 1 yang mengadakan KUPATAN MASAL Minggu jam 19:00 wib (08/05/2022).
Di hadiri juga, Juni Selaku Kades Bukur dan SATGAS Desa Bukur yang berjumlah 20 0rang yang di Ketuai oleh Lukman, yang ikut berpartisipasi dalam acara tersebut”, tutur Suharto salah satu SATGAS Desa.
Juni Selaku Kades Bukur yang ikut hadir dalam acara tersebut, menyampaikan, selama ini Desa Bukur Vakum, untuk tiga kali lebaran KUPATAN, Alhamdulillah Desa Bukur tahun ini bisa mengadakan di setiap lingkungan dan RT mengadakan, Insya’allah sukses
Semoga kedepan lebih sukses, lebih meriah lagi, terima kasih kepada semua masyarakat Desa Bukur dengan kompak mengadakan hari raya KUPATAN ini”, pungkas Juni.
Di sisih lain, Mbah Sunari selaku sesepuh Desa Bukur, memaknai tradisi KUPATAN, bahwa tradisi KUPATAN ini ku juga merupakan sebuah akulturasi budaya dan di perkenalkan oleh salah satu Walisongo.
Tradisi yang di perkenalkan oleh Sunan Kalijaga pada masa kerajaan Demak ini, bertujuan sebagai bentuk syukur kepada Tuhan yang maha esa”. Tutur nya
Kupat dalam bahasa Jawa artinya adalah Ketupat, Juga mempunyai makna mendalam yang bearti (ngaku lepat) atau mengakui kesalahan.
Sesuai dengan maknanya, maka Kupatan yang di lakukan setiap satu tahun sekali ini, bertujuan agar saling memaafkan.
Ada juga yang menyebutkan bahwa tradisi KUPATAN ini juga sebagai ‘ LEBARANNYA’ orang-orang yang melaksanakan Puasa Sunnah Syawal 6 hari berturut-turut, yang di mulai satu hari setelah Idul Fitri “, pungkas Mbah Sunari selaku sesepuh Desa. ( Mualimin/SPJ NEWS.id )