spjnews.id | Tulungagung – Sungguh teganya oknum-oknum yang tak bertanggung jawab, bantuan siswa miskin (BSM) sumber anggaran Bantuan Siswa kurang mampu, dalam bentuk Non Tunai (e- Money) adalah anggaran APBD tahun 2021 bagi siswa jenjang SD/ MI kelas 1,3,4,5,6 dan siswa jenjang SMP / MTS kelas 7 dan 9 tahun pelajaran 2021/2022 dengan total sasaran 54.463 siswa, bantuan dalam bentuk e- money ini sudah terealisasi di masing- masing rekening Virtual Acount siswa penerima bantuan di kabupaten Tulungagung”, peryataan tertulis dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga yang di sampaikan Maulana sebagai Ketua PSM LIDRA, Kamis (17/03/2022).
Namun beda halnya yang di temukan di lapangan, salah satunya di SMPN 1 Sumbergempol Kabupaten Tulungagung, Suwoto salah satu guru di SMP tersebut mengatakan bahwa di SMP tersebut sudah di bagikan berupa seperangkat alat tulis, seragam biru putih, tas sekolah, ikat pinggang, dibagikan secara langsung melalui wali kelas.
“Untuk yang lain seragam pramuka, sepatu, baju olahraga, batik 1 stel, sampai saat ini belum dibagikan,” kata Suwoto, Rabu (16/03/2022).
Di sisi lain Yoyok Nugroho Ketua PKTP (Perkumpulan Komunitas Tulungagung Peduli) mengamati terkait bantuan siswa miskin (BSM) menuturkan bahwa bantuan tersebut di tahun 2021, dan untuk bantuan siswa miskin 18,4 milyar lebih.Untuk kelas 1SD 600 ribu/ siswa, bantuan siswa miskin (BSM) untuk SMP 750 ribu/siswa, kemudian untuk kelas 3,4,5,6, 150 ribu/siswa dan untuk kelas 9 adalah 250 ribu/ siswa, melalui KPP( kartu pelajar pintar) menjadi (e- money),” tuturnya.
Di sini saya mendapatkan Sample, di sini bukan harga yang saya permasalahkan tapi, ternyata bantuan ini di beberapa sekolah dibagikan tanpa( e- money) kemudian saya hitung yang di bagikan mereka tanpa (e- money) Tas 75 ribu, sepatu 120 ribu, baju biru putih 145 ribu, baju batik 1stel 160 ribu, hasduknya 13 ribu.
“Iya ini saya jumlah 513 ribu, seharusnya kan 750 ribu lantas sisanya kemana, 513 ribu di kurangi 750 ribu sisa 237 ribu,” tandas Yoyok Nugroho.
Lanjut Yoyok Nugroho, bahwa harga tersebut sudah di tentukan oleh Dinas pendidikan Pemuda dan Olahraga, yang saya permasalahkan adalah mekanismenya yang intinya adalah ketika sudah direncanakan dan di laporkan pada DEWAN bahwa ini menggunakan (e- Money).
“Tapi kenyataannya dibagikan secara manual oleh pihak sekolah, dan dari pihak sekolah di bagikan sesuai yang meraka minta dan ternyata nilainya lebih kecil, ini ada apa?,” Tandas Yoyok. (Mualimin/spjnews.id)
Editor: Herbil