spjnews.id | Bandung – Sebagai warga yang baik dan taat akan aturan Pemerintah, berbondong-bondong ikut serta melakukan perpanjangan surat izin mengemudi (SIM) di lokasi Antapani Squere, Rabu (9/03/22).
Para penjaga satpam yang memakai pakaian mirip polisi, menawarkan jasa alias calo.
“Bapak antrian nomor 127, apakah mau di percepat jika mau harus bayar sebesar Rp.300.000,- kata salah satu pemohon untuk memperpanjang SIM, yang enggan disebut namanya,” tuturnya.
Analisanya ini di duga calo dan pihak petugas pelayanan perpanjangan SIM keliling ada kongkalikong dari hasil buah haram.
Al hasil warga sebut ikmal dari media spjnews.id yang akan perpanjang SIM sudah kelewat tidak dapat diproses dengan alasan yang tidak masuk akal.
“Tapi kenapa para calo yang bergentayangan untuk memuluskan perpanjangan SIM diterima dengan baik, padahal sampai saat ini covid-19 belum berlalu dan pemerintah masih menerapkan Protokol Kesehatan (Prokes), Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), telat sehari juga tidak bisa diperpanjang kata petugas pelayanan perpanjangan SIM Keliling, dimana toleransi sebagai aparat yang selalu melayani mengayomi dan melindungi masyarakat,” tegas Ikmal.
“Meskipun Jenderal, saya tidak akan melayani harus sesuai prosedur,” kata petugas pelayanan perpanjangan SIM keliling.
Lebih lanjut Ikmal mengatakan, tapi kenapa para calo yang bergentayangan di lokasi pembuatan SIM keliling menawarkan jasa kepada pemohon yang nomor antriannya jauh bisa dipercepat.
“Ini namanya sama dengan pungli, dan kenapa dibiarkan calo tersebut, diduga ini ada kerjasama antara calo dengan petugas, terus buat apa ada himbauan dilarang menggunakan jasa calo,” tandasnya.
“Saya sebagai Jurnalis disamakan dengan jenderal, sontak saja saya tidak terima dengan kalimat yang diucapkan petugas pelayanan perpanjangan SIM keliling,” pungkasnya.[TIM spjnews.id]