Penulis Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
KETIKA Imam Hasan Al Bashri Rahimahullah sedang duduk-duduk di dalam masjid bersama para sahabatnya. Tiba-tiba ada seorang yang datang menghampirinya dan berkata dengan nada mengeluh, “Ya Taqiyuddin, hujan belum juga turun.”
Mendengar perkataan tersebut Hasan Al Bashri menasehati, “Perbanyaklah istighfar kepada Allah.”
Tak lama kemudian datang lagi seorang lainnya yang juga mengadukan keluh kesahnya,”Ya Taqiyuddin, aku menderita kemiskinan yang parah.”
Maka Imam Hasan Al Bashri berkata,”Perbanyaklah istighfar kepada Allah!”
Seorang yang lain juga datang mengeluhkan keadaan dirinya, “Ya Taqiyuddin, istriku mandul, tidak bisa melahirkan anak!” “Perbanyaklah istighfar kepada Allah Ta′ala,” kata Hasan Al Bashri rahimahullah masih dengan jawaban yang sama.
Tak lama kemudian ada seorang lagi yang datang, “Ya Taqiyuddin, bumi sudah tidak memberikan hasil bumi dengan baik”
Maka sekali lagi Hasan Al Bashri pun berkata, “Perbanyaklah istighfar kepada Allah Ta′ala.”
Beberapa teman yang sedang berkumpul bersamanya di tempat itu terheran-heran dengan jawabannya. Mereka bertanya, kenapa setiap ada orang yang mengeluhkan hal-ikhwalnya kepadamu, selalu selalu Anda perintahkan kepadanya untuk memperbanyak istighfar kepada Allah?
Maka Imam Hasan Al Bashri menjawab, “Apakah Anda tidak membaca Firman Allah Ta′ala yang bunyinya:
Allah ta’ala berfirman:
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا
“Maka Aku berkata (kepada mereka), Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat dan membanyakkan harta dan anak-anakmu fan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS: Nuh [71]: 10-12).
Ibnu Taimiyah Rahimahullah menyebutkan di dalam bukunya tentang buah dan faedah yang dapat kita ambil dari kita melakukan amalan ini, di antaranya ialah:
Pertama, Diampuninya dosa-dosa. Siapa yang mengakui dosanya dan juga meninggalkannya, maka dia akan diampuni.
10 Kepribadian Muslim yang Perlu Kita Miliki
Kedua, Ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala dan kecintaan-Nya. Istighfar merupakan perkara yang penting, sehingga seorang hamba bisa mendapatkan ridha dan kecintaan Allah Subhanahu wa Ta”ala.
Ketiga, Memperoleh rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala. FirmanNya:
لَوْلَا تَسْتَغْفِرُونَ اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Hendaklah kalian meminta ampun kepada Allah Ta’ala, agar kalian mendapat rahmat.” (QS: An-Naml :46).
Keempat, Membebaskan diri dari adzab. Istighfar merupakan sarana yang paling pokok untuk membebaskan diri dari adzabnya, sebagaimana firman-Nya;
وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ ۚ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
“Dan tidaklah Allah Ta’ala akan mengadzab mereka, sedang mereka meminta ampun.” (QS: Al-Anfal:33).
Kelima, Istighfar mendatangkan kebaikan yang banyak dan juga barakah. Firman Allah Ta’ala:
وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَىٰ قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِينَ
“Dan (dia berkata),’Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Rabb kalian lalu bertaubatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang deras kepada kalian, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatan kalian.” (QS: Hud: 52).
Didalam firman-Nya yang lain, Maka aku katakan kepada mereka, ‘Mohonlah ampun kepada Rabb kalian’, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan menurunkan kepada kalian hujan dengan lebat, dan akan membanyakkan harta dan anak-anak kalian, dan mengadakan untuk kalian kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untuk kalian sungai-sungai.” (QS: Nuh:10-12).
Keenam, Kebeningan hati. Karena istighfar dapat menghapus dosa dan mengenyahkannya. Maka hati pun menjadi bersih dan bening dari noda dosa serta kedurhakaan.
Ketujuh, Istighfar merupakan kebutuhan hamba yang berkelanjutan. Dia membutuhkannya menjelang siang dan malam, bahkan istighfar senantiasa dibutuhkan dalam setiap perkataan dan perbuatan, kala sendirian maupun ramai, karena di dalamnya mengandung kemashlahatan, mendatangkan kebaikan, menyingkirkan kemudhoratan, menambah kekuatan amal hati dan badan serta keyakinan iman.
Delapan, Mendatangkan sikap lemah lembut dan baik tutur katanya. Siapa yang ingin agar Allah Ta’ala memperlakukannya dengan lemah lembut, maka dia harus senantiasa bersama-Nya. Istighfar dapat menjadikan seorang hamba lemah lembut, baik tutur katanya, karena dia biasa mengucapkan kebenaran dan menjelaskannya.
Sembilan, Memperbanyak ibadah dan zuhud di dunia. Istighfar membutuhkan penyesalan dan taubat, sehingga ia menuntut pelakunya lebih banyak beribadah. Firman Allah Ta’ala:
إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ۚ ذَٰلِكَ ذِكْرَىٰ لِلذَّاكِرِينَ
“Sesungguhnya kebaikan-kebaikan itu menghapuskan kesalahan-kesalahan.” (QS: Hud:114).
Setelah kita mengetahui apa buah dan bagaimana faidahnya bagi kita apabila kita melaksanakan amalan ini, marilah bersama-sama kita saling mengingat kesalahan-kesalahan kita, mumpung kita masih hidup, masih ada waktu untuk memikirkan seberapa banyak dosa yang telah kita kerjakan dan berapa banyak kebaikan-kebaikan yang telah kita kerjakan. Marilah kita bersama-sama mencari ridha Allah Ta’ala mencari rahmat dan karunianya yaitu berupa surga di akhirat nanti. Dan mudah-mudahan kita tidak termasuk orang yang merugi di yaumul akhir nanti. Allahu A’lam.*
Rep: Ahmad