UNTUK PERSIGAR BANGKIT Belajar Dari Pengalaman ” Shin Tae Yong “

- Wartawan

Senin, 27 Desember 2021 - 02:27

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh : Ajang Pendi

Dalam ajang persepakbolaan banyak para pemain asal Garut yang memiliki kualitas yang dapat di andalkan, kita masih ingat Ajat Sudrajat, Uut Kuswendi, Jajang Nurzaman, Adeng Hudaya, Nyanyang, Zaenal Arif dan banyak lagi pemain untuk Persigar. Sekelas mereka dilirik PS besar PERSIB BANDUNG dan namanya melegenda sampai sekarang.

Untuk Persigar Bangkit, saat ini kita dapat belajar dari pengalaman Coach Timnas Indonesia ” Shin Tae Yong ” Dia memiliki rahasia untuk mencetak para anak asuhnya menjadi pemain handal sekelas Internasional, Dia memiliki kecakapan dalam teknis dan strategi membangun karakter pemain kuat dan berkualitas, Kita dapat belajar dari dia.

Sebagai mana ditulis oleh Yusran Darmawan

Ketika ” Shin Tae Yong ” ditunjuk menjadi pelatih Timnas Indonesia, saya tak terlalu peduli. Saya pikir dia tak berbeda dengan pelatih lainnya. Namun seorang kawan yang bekerja di Google meyakinkan saya kalau dia berbeda.

Kawan itu menunjukkan beberapa wawancara dengan ” Shin Tae Yong “. Rupanya, ” Shin ” datang bersama asisten pelatih dari Korea.

Saya tertarik dengan ” Lee Jae Hong “, pelatih fisik yang dibawa ” Shin Tae Young “. Dia ikut mendampingi ” Shin ” sebagai pelatih fisik Timnas Korsel di Piala Dunia Rusia, tahun 2018.

” Lee ” menjelaskan kelemahan fisik timnas Indonesia. Dia mengamati banyak pertandingan. Timnas hanya sanggup bermain selama satu babak. Di babak kedua, stamina mulai turun. Mental juang sudah hilang. Selain itu, timnas selalu kalah duel. Sekali disenggol, langsung tumbang.

Menurutnya, kecepatan pemain Indonesia dan Korea hampir sama. Yang membedakan adalah kekuatan (power), body balance, & endurance (daya tahan). Indonesia lemah di banyak sisi.

Dia juga melihat mental. Menurutnya, pemain Indonesia terlalu baik dan pasrah. Dalam sepakbola, kebaikan itu tidak berguna. “Anda harus melihat setiap pertandingan seperti perang. Di situ, Anda harus punya semangat menang dan mengalahkan. Harus siap bertarung. Kalau perlu membunuh,” katanya.

” Lee ” melihat secara holistic. Menurutnya, fisik dipengaruhi oleh tiga hal yakni gaya hidup pemain, budaya, serta pola hidup. Dia menyoroti pemain yang suka makan gorengan dan nasi. Menurutnya, budaya makan mempengaruhi fisik pemain. Untuk kuat dan berotot butuh makan protein yang banyak.

Di level klub, pemain tidak mengonsumsi makanan bergizi. Tanpa banyak makan protein dan makanan bergizi, maka kebutuhan energi tidak akan cukup. Otot tidak bisa terbentuk. Padahal, sepakbola adalah olahraga fisik. Pemain harus siap berduel, siap main keras dengan kaki.

” Lee ” tidak memahami kalau pemain di Indonesia kebanyakan berasal dari masyarakat dengan kategori ekonomi menengah ke bawah. Mereka bermain bola di tengah desakan ekonomi. Bola adalah malaikat yang memberi harapan bagi keluarga.

Setelah identifikasi, pelatih ” Shin & Lee ” membuat daftar latihan. Porsi utama latihan adalah fisik. Rapor semua pemain dipantau. Mereka ditargetkan bisa bermain keras dan tahan banting saat di lapangan.

Para pemain diberikan weight training. Postur tubuh membesar. Kemampuan juga terus membaik. Pemain timnas diminta kurangi karbohidrat, perbanyak makan sayuran dan protein. Pemain juga dilarang makan gorengan, sebab di situ ada lemak-trans yang tidak baik bagi tubuh. Idealnya, pemain bola hanya memiliki persentase lemak tubuh sebesar 6 – 12%.

Saat Training Center (TC) di Kroasia, fisik pemain mulai membaik. Rata-rata lemaknya sudah di kisaran 6-12%, mirip dengan pemain Korea. Saat itulah, pelatih ” Shin ” mulai mengajarkan filosofi bermain bola, juga strategi menang, sesuatu yang hilang di timnas Indonesia selama bertahun-tahun.

Di ajang Piala AFF, timnas ini ikut bertanding. Datang sebagai pasukan muda, tim ini tak punya target. Bahkan mantan pemain senior Malaysia, ” Safee Sali “, sempat memandang remeh tim muda yang minim pengalaman ini. Tim ini diprediksi hanya akan menjadi sasaran tim-tim besar di babak penyisihan.

Siapa sangka, tim ini justru menggila. Kekuatan pemain muda itu malah menggulung permainan Malaysia dan menahan imbang Vietnam yang fisiknya dilatih para juru latih Korea selama bertahun-tahun.

Timnas Indonesia sanggup bermain selama 90 menit, dengan mental yang terus membaik. Dalam pertandingan melawan Singapura, penjaga gawang Nadeo, yang disebut netizen seperti Kepa, malah bisa menggagalkan penalti di menit krusial.

Kini, timnas itu mulai menatap final. Mereka yang tadinya dianggap zero, kini mulai menjadi hero. Berkat para ” Ahjusi ” atau pria paruh baya Korea, yakni jajaran pelatih di bawah ” Shin Tae Young “, mereka siap untuk bermain di final.

” Shin Tae Young ” mulai dicintai banyak orang. Kehadirannya di Indonesia mirip drama Korea. Setelah memegang Timnas Korea, dia bersedia melatih TimNas Indonesia demi membantu ekonomi keluarga. Kini dia mulai dicintai publik Indonesia. Banyak yang menyapa “Jamsahammida” hingga ” Saranghaeyo “.

We love you Coach!

Apa pun hasil pertandingan di final tak begitu penting lagi. Sebab tim ini telah menunjukkan motivasi, daya tahan, dan rasa lapar akan kemenangan, hal-hal yang selama ini hilang. Mereka siap bertempur habis-habisan.

Di satu media, Asnawi Mangkualam, putra pemain legendaris PSM Makassar, Bahar Muharram, mengaku siap tempur. “Walau pun kami kalah, maka kami akan kalah saat berdiri. Kami akan kalah dalam posisi perang,” katanya. (Redaksi spjnewsid)

Berita Terkait

Buka Workshop Layanan Kesehatan, Pj. Bupati Takalar harap Layanan Kesehatan Primer (ILP) di Takalar diOptimalkan
Kiprah Kevin Ben Laurence, Sosok Apoteker dengan Pengakuan dari Kemenkes Tiga Negara di Asia Tenggara
Pj. Bupati Takalar Terima Kunjungan Komando Operasi Udara II Pangkalan TNI AU Sultan Hasanuddin
Pj. Bupati Takalar didampingi Pj. Ketua TP. PKK Hadiri Lepas Pamit Pj. Gubernur Sulawesi Selatan
Peduli Korban Banjir Di Takalar, Pj. Bupati Takalar dampingi Pj. Gubernur Sulsel Serahkan Bantuan
Dampak Banjir dan Tanah Longsor Dahsyat di Sukabumi, Maxim Serahkan Bantuan Obat dan Paket Sembako untuk Masyarakat
Diguyur Hujan Deras, Pj. Bupati Takalar bersama Ratusan ASN tetap Laksanakan Upacara Peringatan Hari Korban 40.000 Jiwa Sul-sel Tingkat Kab. Takalar
Menjelang Ahir thn, Dugaan proyek Siluman bertebaran di mana-mana

Berita Terkait

Selasa, 14 Januari 2025 - 06:37

Buka Workshop Layanan Kesehatan, Pj. Bupati Takalar harap Layanan Kesehatan Primer (ILP) di Takalar diOptimalkan

Senin, 13 Januari 2025 - 11:09

Sidang Paripurna, Umumkan Bupati dan Wakil Bupati Garut Terpilih Periode 2024 – 2029

Senin, 13 Januari 2025 - 07:48

Buka Sosialisasi Anti Korupsi, Pj. Bupati Minta Perbaiki Tim Kerja dan Niat dalam mencegah Korupsi di Takalar

Sabtu, 11 Januari 2025 - 06:56

Serahkan Bantuan Sembako, Pj. Bupati : Ini Komitmen Pemerintah Daerah untuk Memperhatikan Warganya yang Miskin

Sabtu, 11 Januari 2025 - 03:51

Di Usia Ke 52, PDI Perjuangan Semakin Fokus Kerja Ideologis Turun ke Bawah

Sabtu, 11 Januari 2025 - 03:41

KaDiv. Humas LSM-GMBI Distrik Kab. Nganjuk, angkat bicara perihal GMBI dengan PT. TMKI

Jumat, 10 Januari 2025 - 12:10

Pj. Bupati Takalar Hadiri Rapat Koordinasi Forkopimda Sulawesi Selatan dan Bupati/Walikota serta Kepala Instansi Vertikal

Kamis, 9 Januari 2025 - 09:03

Sosialisasi dan Himbauan Satlantas Polres Sampang Dalam Berkendara

Berita Terbaru