spjnews.id | TULUNGAGUNG – Sungguh ironis bantuan pangan non tunai (BPNT) di Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung, ada dua desa yang terpantau oleh awak media tepatnya di Desa Bukur Kecamatan Sumbergempol dan di Desa Sambirobyong dengan paket yang sama yaitu :
- Beras 15kg dengan harga Rp.141.875,-.
- Telur 20 butir dengan harga Rp.33.125,-
- Bawang putih 0,5 kg dengan harga Rp.14.000,-
- Bawang merah 0,5kg dengan harga Rp.11.000,- Total:Rp.200.000,-
Disaat Tim di Desa Bukur dusun jati Kecamatan Sumbergempol di Agen Tika, sungguh terkejut melihat bawang merah ada ulatnya, di samping itu juga terlihat kecil-kecil, bahkan bawang putih pun terlihat sudah di tumbuhi jamur (bercak hitam) dan masih di bagikan ke (KPM).Terlihat juga di Desa Sambirobyong Kecamatan Sumbergempol dengan barang yang sama yaitu di Agen Bu nurul dan Bu tiin.
Saat Totok Ketua LSM Cakra dan Yoyok Nugroho Ketua PKTP (Perkumpullan Komonitas Tulungagung Peduli) yang ikut mengamati dan memantau dalam PROGRAM BPNT memberikan tanggappan bahwa, ini dalam arti penyelenggara atau E-warung entah itu siapa, yang jelas berhadapan secara langsung adalah E-warung semakin lama semakin kurang ajar kalau menurut kami, dimana makanan yang terdapat ulat itu tidak layak untuk manusia.
“Meskipun KPM ini orang tidak mampu meraka pun manusia seharusnya dimanusiakan diberikan makanan yang sepantasnya di makan manusia, bukan makanan yang ada ulatnya, jadi hal ini tidak boleh di diamkan jadi mohon untuk foto-fotonya nanti akan kita sampaikan ke KEMENTRIAN bahwa di Tulungagung seperti ini, Biar menjadi evaluasi karena kita tidak bisa berharap Dinas Sosial di Tulungagung ini bisa membela KPM, karena sejak adanya BPNT exsen dari Dinas Sosial belum kita jumpai dalam peranya membela KPM,” tutur Totok Cakra, Selasa (21/12/2021).
Sambung Yoyok Nugroho, selain permasalahan-permasalahan lama dimana komoditi tersebut di paketkan dan harganya jauh di bawah yang seharusnya di terima atau terlalu mahal sangat jauh perbedaanya, ini ketika KEMENTRIAN Sosial menguluarkan PROGRAM ini malah justru yang di bawah hanya untuk permainan.
“Contohya ketika ada dua extra pada tahun ini untuk KPM ini dari penelusuran kami di beberapa Desa di empat Kecamatan, ini rata-rata saldonya sudah nol di gesek duluan, bahkan ada salah satu desa di Kecamatan Bandung yang E-warungnya ngomong kepada KPM bahwa yang dua akan di bagikan Januari, lah Januari kan padahal sudah punya jatah sendiri, hal-hal seperti yang sebenarnya yang harus diperhatikan selain kwalitas,” tandasnya. (Mualimin/spjnews.id)
Editor : Herbil