spjnews.id I Garut – Menertibkan aset seperti jalan Kabupaten yang sudah jelas ada SK nya 829 KM jelas penanganannya, ” kan kata Bupati kita itu harus punya aset yang bagus, kenapa kita membeli tanah untuk jalan supaya aset kita itu naik supaya di neracanya bagus “. Menurutnya Jalan Desa itu secara kewenangannya ada di PUPR, ada di Tarkim, mungkin juga ada di BPD atau pun di Desa karena ada Dana Desa, mulai tahun ini 2021 kita lagi mencoba menertibkan, salah satunya kita telah ke Purworejo ada di mereka SK Jalan supaya jelas, kita akan mencoba mengkaji ini agar supaya terealisasikan kalau tercatat ada 4ribu KM termasuk mungkin jalan yang di Margawati, tergantung katagorinya lebarnya berapa misalnya jalan nasional misalnya terus ke provinsi 10 meter, misalnya ke Kabupaten 5,5 meter, jalan Desa misalnya 2,5 meter jalan lingkungan misalnya 1M, ungkap Gungun Sukma Utama Kabid Bina Program PUPR Garut, Senin (26/01)
Hilarki wilayah itu yang paling tinggi adalah BKSDA konservasi , areal di bawahnya adalah perhutani kemudian di bawahnya lagi ada perkebunan areal di bawahnya lagi adalah pertanian setelah itu pemukiman, konservasi itu adalah daerah yang dijaga dan dilindungi, sekarang ada aturan baru yang dulu sangat kaku, jadi yang namanya konservasi itu tidak di rubah, sekarang itu bisa di rubah fungsinya, statusnya apalagi perhutani kita tidak bisa menutup kemudian kita sedang membangun jalan-jalan yang melewati ke perkebunan PTN 8 kan melewati jalan kabupaten kemungkinan akses jalan itu akan terjadi baik sawah maupun perhutani, katanya.
Kita lagi berkoordinasi berkaitan dengan perubahan kawasan, misalnya ada kawasan hutan lindung, pinggirnya ada yang terkena pembanguna jalan, kita boleh melakukan perubahan itu dan ini sudah berjalan, BKSDA juga sama seperti di Guntur sebagai kawasan konservasi yang dekat dengan kota, dimanfaatkan untuk pariwisata, yang ada galian tambang sampai sekarang ini, ucapnya.
Gungun pun menjelaskan terkait Tambang di Guntur sebenarnya begini itu dulu ketika di Provinsi waktu itu bertemu dengan ibu Yuke itu dulu sebagai Kabid anggaran di Bappeda, Garut itu salah satu daerah yang di masukan daerah konservasi yang cukup besar, makanya itu kata Bu Yuke membuka ke sempatan bagi Kabupaten, kami meminta konfenisasi untuk Kabupaten pembangunan, makanya anggaran ke Kabupaten Garut sangat luar biasa, rata-rata 600 miliar setiap tahun, paparnya.
Karena kesan kemari merupakan daerah Konservasi makanya susah untuk membangun makanya pihak provinsi memberikan solusi kepada kita karena daerah Garut itu termasuk daerah rawan, terjadi longsor, banjir dan telah terjadi sekarang. Indikasi ada kejadian itu berati ada kerusakan lingkungan di sepanjang sungainya maupun di hulunya, sebetulnya kita harus lebih stragel menegakan tata ruangnya ini memang ada di bidang kita juga PUPR, tata ruang bagaimana tata ruang itu memberikan ruang-ruang yang jelas kalau memang daerah nya BPKSD usahakan tidak di ganggu gugat, apabila di ganggu gugat kita lihat seberapa manfaatnya bagi masyarakat berapa besar manfaatnya dan madorotnya, kalau manfaatnya lebih besar ya kenapa tidak, karena hukum itu sebuah kesepakatan antara berbagai elemen karena kita disitu kan merumuskan mana manfaatnya mana mudaratnya.
Sebetulnya begini ibu Menteri LH lagi menunggu tiap Daerah itu, apakah Kabupaten Garut itu mau melakukan perubahan atau tidak, kita itu mau berubah dari daerah konservasi menjadi daerah wisata, dan mereka itu senang karena sekarang ini ada bahasa Iklim investasi kau kita bisa menciptakan spot-spot pariwisata kita kan mengundang investasi dari luar, itu lebih bayak masuk Inkam yang bisa di manfaatkan masyarakat hanya tinggal bagi mana Pemerintah dengan masyarakat bisa berkala saling mendukung, sangat luar biasa ketika kita punya empati ke pekaan terhadap yang kurang ber manfaat bagaimana caranya ini biar menjadi nilai tambah karena saya yakin kalau sudah ada nilai usaha pasi ada jalanya sekarang kita sesuatu yang di anggap tidak ber pungsi ada di sana bagi mana caranya memfungsikan kembali
Saya sudah 20 thn di PUPR setidaknya sudah melanglang masuk ke pelosok-pelosok seperti ke daerah Cihurip, Cikondang, Bunisari, Pencut, Mekarmukti daerah terisolir daerah paling Ujung-ujungnya jalan disitu itu sudah tidak ada lagi di sana itu saya sempat menemukan jalan itu mentoknya disana,
Pimpinan kita Pak Bupati khususnya, Pak Wabub karena beliau suka jalan-jalan punya ke inginanan menyambungkan, jadi akses itu merupakan urat nadi kalau tersambung tentu akan memperlancar pergerakan masyarakat karena disitu bayak daerah wisata-wisata yang tersembunyi, kan sekarang itu muncul Curug Cibodas, Leuwi Tonjong dan yang lainnya, ketika akses jalan itu ada karena dulu itu tidak ada jalannya pun tidak ada
Untuk sekarang jalan itu banyak seperti Jatisari -Cisangka, terus Padamukti – Panawa itu di sambung sambungkan namanya itu Poros Desa atau Poros Kecamatan salah satunya di Cilawu menyambungkan dari Sukamurni ke Wangunjaya.
Lanjutnya lalu ada apa di Wangunjaya itu saya pernah menurunkan tim ahli untuk meneliti secara sosial, antropolog karena antara Sukamurni dengan Wangunjaya seperti langit dan bumi, Sukamurni ada di Langit Wangujaya ada di bawah Penghasilnya, sekolahnya hanya orang-orang tertentu pendidikannya kurang. Sebetulnya bukan mengharapkan jalan baru tapi memang sudah ada Cuma di tingkatkan, di perlebar tadinya 3 meter menjadi 5 meter, supaya lebih layak karena kuncinya kalau ini mau berkembang ke tersedia Jalan itu mutlak karena warga di sekitar itu masih mengandalkan pemegatan Singajaya , Banjarwangi
Sedangkan Singajaya itu ada dari Bappenas, provinsi, Bappeda sini, jadi dari Pusat, Kementrian mau membangun Jalan Akses Tengah, karena Jalan itu ada akses Vertikal ada juga akses Horizontal nah pemerintah ingin membangun Akses Horizontal (tengah-tengah)
dan di anggap pemegatan Singajaya – Teraju yang menuju Kabupaten Tasik salah satu akses horizontal, pungkasnya. Ajang Pendi. Editor : Ikmal D