UNBK Siswa SMPN 3 Soreang Mahal

- Wartawan

Sabtu, 6 April 2019 - 21:42

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

spjnews.net | BANDUNG – Para orang tua siswa SMPN 3 Soreang Kabupaten Bandung, mengeluhkan mahalnya biaya Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), 22-25 April mendatang.

Untuk pelaksanaan UNBK, peserta didik dibebankan biaya sebesar Rp 600 ribu dan Rp 150 ribu untuk siswa yang membawa komputer jinjing (laptop).

“Walaupun enggak punya uang juga yah kesana kemari cari pinjaman supaya anak saya bisa ikut UNBK. Dibilang enggak setuju yah mau bagaimana lagi itu sudah jadi keputusan pihak sekolah, yah walaupun berat akhirnya diikuti saja keputusan itu,” kata warga salah seorang orang tua siswa SMPN 3 Soreang, Rabu (3/4/2019).

Karena ia tak punya laptop, terpaksa harus membayar Rp 600 ribu. Uang tersebut, ia pinjam dari bosnya, dengan perjanjian dibayar dengan cara mencicil dari upahnya sebagai buruh konveksi di salah satu konveksi tak jauh dari tempat anaknya sekolah.

“Jangan lihat di daerah sini banyak pengusaha konveksi yang rumahnya besar besar dan mewah dong. Tapi lihat juga orang tua siswa di sekolah itu enggak semuanya anak bos, tapi banyak juga anak kuli menjahit seperti saya. Tapi karena kami ini orang kecil enggak bisa apa apa, yah terpaksa saja diikutin aturannya,” ujarnya.

Kepala Bidang SMP, Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung, Maman Sudrajat mengaku terkejut dengan adanya pungutan yang tak lazim tersebut. Karena sejatinya, pihak Dinas Pendidikan sejak jauh hari telah mengeluarkan surat edaran.

Surat edaran tersebut, berisi larangan kepada pihak sekolah agar tidak melakukan pungutan dalam bentuk apapun yang bisa memberatkan orang tua siswa dalam pelaksanaan UN.

Alangkah baiknya jika pelaksaan UN itu digelar sesuai kemampuan, misalnya belum siap untuk mengikuti UNBK, sebaiknya sekolah mengikuti Ujian Nasional Pensil Kertas (UNPK) saja.

“Terus terang saya juga kaget mendengarnya, tentu saja akan kami dalami masalah ini. Dengan alasan apapun jangan memberatkan orang tua siswa dengan pungutan apapun, apalagi yang bisa bikim gaduh seperti jelas tidak boleh. Itu sikap kami dari Disdik sudah jelas tidak memperbolehkan,” kata Maman melalui sambungan telepon.

Maman menduga, pungutan biaya untuk pelaksanaan UNBK tersebut dilakukan berdasarkan improvisasi sekolah dengan pihak komite sekolah. Dengan tujuan agar sekolah mereka terkesan siap menggelar UNBK seperti sekolah lainnya. Padahal, jika memang tidak memungkinkan, sekolah lebih baik menggelar UNPK saja.

“Ini biasanya pihak sekolah ingin terlihat siap dan enggak tertinggal sama sekolah lain. Tapi kalau begitu caranya malah bikin gaduh. Padahal yah UNPK saja kalau memang belum siap,” ujarnya.

Maman melanjutkan, alangkah baiknya jika pihak sekolah yang tetap ingin menggar UNBK ini tidak memberatkan orang tua siswa. Adapun partisipasi orang tua siswa harus dilakukan benar benar sesuai kemampuan siswa. Bukan malah membebani orang tua siswa dengan sejumlah uang.

“Seperti di Baleendah itu bagus, jadi sebagian disiapkan dari sekolah dan sebagian lagi siswa yang punya laptop bawa dibawa. Selain itu bisa juga meminjam ke SMA, yah tinggal kita ikut bayar listrik dan internetnya, dananya bisa dari dana BOS juga itu atau kalaupun ada partisipasi dari orang tua siswa enggak akan terlalu besar,” katanya.

Dikatakan Maman, pada tahun ini sekitar 42 ribuan siswa kelas 3 SMP negeri dan swasta di Kabupaten Bandung akan mengikuti UN. Dari jumlah sekolah sebanyak 323 sekolah negeri dan swasta ini, sekitar 200 an sekolah akan melaksanakan UNBK. Sedangkan sisanya masih tetap melaksanakan UNPK.[inilahkoran]

Berita Terkait

Proyek Tanpa Nurani: Rp 833 Juta di SMAN 1 Kalidawir dan Luka Kecil Demokrasi Kita
Mensos Gus Ipul Tinjau Sekolah Rakyat Terintegrasi 8 Jombang, Tegaskan Komitmen Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pendidikan Berkualitas
Sungguh Ironis: Dugaan Pungli Bermodus Sumbangan di SMAN 1 Campurdarat, Tulungagung
Klarifikasi Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kauman Tulungagung: Sumbangan Sukarela, Bukan Pungutan
Dewan Pendidikan Jombang Dorong Kebijakan 5 Hari Sekolah Berbasis Kemaslahatan Anak
Dewan Pendidikan dan Dinas PPKB-PPPA Jombang Luncurkan Gerakan Peduli Anak Sekolah (GERPAS) 2025: Ciptakan Sekolah Aman dan Ramah Anak”
Disdikbud Jombang Gelar Parade Tari Anak Nusantara 2025: Tumbuhkan Cinta Budaya Sejak Dini
Disdikbud Jombang Gelar Lomba Bahasa Jawa 2025: Tanamkan Cinta Budaya dan Bentuk Karakter Anak Sejak Dini

Berita Terkait

Sabtu, 8 November 2025 - 01:40

Istiqomah LSM GMBI Distrik Gresik,Membuat senyum ceria bahagia anak yatim, dan dhuafa

Jumat, 7 November 2025 - 08:04

Jolloro Terduga Pelaku Pembom ikan di Tanakeke Tiba tiba sudah berubah Warna

Jumat, 7 November 2025 - 06:45

Pelatihan Peningkatan Kompetensi Pendamping KDKMP Tahun 2025 Digelar di Madiun

Kamis, 6 November 2025 - 04:56

Polantas Menyapa, Satlantas Polres Sampang Sosialisasi Tentang Taat Bayar Pajak, Penerbitan SIM dan Tertib Berlalu Lintas

Rabu, 5 November 2025 - 10:21

Terungkap! : Pembunuhan Keji Di Kabupaten Jombang, Ini Motifnya

Rabu, 5 November 2025 - 07:03

Proyek Tanpa Nurani: Rp 833 Juta di SMAN 1 Kalidawir dan Luka Kecil Demokrasi Kita

Rabu, 5 November 2025 - 02:49

Kapolres Nganjuk Gelar Coffee Morning Bahas Kamtibmas dan Apresiasi Kinerja Jajaran

Senin, 3 November 2025 - 23:52

Kapolres Nganjuk Silaturahmi Kamtibmas Bersama Forkopimcam Gondang dan Kades se-Kecamatan Gondang

Berita Terbaru