
Mas Wi (40) mengatakan Lumbung pangan nasional pemasok beras ke Bulog. Namun miris nasib para petani. kesulitan dirasakan petani penggarap sawah sejak saat tanam hingga pasca panen.
“Saat mulai membajak tanah, meratakan lahan tanam, menanam benih hingga memanen padi, kini sudah serba mesin. Artinya serba uang, belum lagi sistem irigasi dan curah hujan yang tak menentu membuat para petani berjibaku mencari sumber air.” Tegas Mas Wi
Menurutnya, saat Musim hujan Rendengan air melimpah, ketika Walikan dan musim Gadhu air langka sehingga petani harus pasang sumur bor untuk mengairi sawahnya. Kalau dihitung selama setahun petani tidak untung, hanya memperpanjang umur” keluh Mas Wi.
Lebih lanjut Mas Wi, mengatakan yang miris lagi saat berbagai Sarana Tani bantuan pemerintah pusat melalui Kementrian Pertanian belum bisa dirasakan manfaatnya oleh petani.”Tuturnya
“Alat Mesin tanam dan Potong Padi tersebut ternyata banyak dikuasai oknum Ketua Gapoktan ( Gabungan Kelompok Tani) yang juga menjadi pengusaha bibit benih padi. Alat – alat Sarana Tani tersebut harus ditebus dari pusat ke daerah dengan biaya kirim dan rekomendasi Ketua Gapoktan ditanda tangani seluruh anggota tani.
“Namun faktanya, ketika Alat-alat teknologi pertanian tiba, tidak bisa digunakan oleh petani tetapi dikuasai oleh Ketua Gapoktan seperti hak milik pribadi.” Ungkap Mas Wi.
Di tambahkan Mas wi mengatakan bahwa kejadian ini terjadi di desa patihan sidoharjo kabupaten Sragen, seorang oknum ketua gapoktan yang juga pengusaha benih padi menguasai alat robbin pemanen padi, tanpa diperbantuan untuk petani anggota gapoktan.
“Sejak dulu begitu pak, bahkan di Jawa Tengah rata rata hanya Ketua Gapoktan yang untung, anggota taninya buntung ditelantarkan” keluh Mas Wi.
Saat Awak media menelusuri lahan sawah di Sragen menyaksikan, sedang musim tanam padi kedua alias Walikan. Harga gabah pasca panen musim rendhengan ( tanam pertama) mengalami penurunan harga. Harga gabah kering hanya Rp 5.500.- sehingga petani banyak yang menunda penjualan ke tengkulak dan Bulog.
“Keluhan para petani di Sragen Jawa Tengah semoga didengar Kementrian Pertanian, sehingga para petani kecil bisa menikmati hasil Tani nya, Tidak hanya menjadi korban program pemerintah. sejak tanam padi di sudah susah dan saat panen pun bertambah susah.”, tutup Mas Wi.
Laporan : Syamsul.








