spjnews.net|BANDUNG – Bupati Bandung H Dadang M. Naser mengungkapkan keprihatinan serta rasa bela sungkawanya atas peristiwa penyebab banjir bandang dan jebolnya tanggul anak sungai Cipanjalu yang menewaskan tiga orang warga di Pasir Jati Kecamatan Cilengkang, Kabupaten Bandung, Sabtu (9/2) malam.
”Atas nama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung, saya turut prihatin atas bencana ini. Juga ikut berbela sungkawa kepada keluarga korban yang semuanya merupakan warga komplek ini,” ucap Dadang di lokasi kejadian, Minggu (10/2).
Dadang menguraikan, Komplek Jati Endah Regency tidak termasuk wilayah Kawasan Bandung Utara (KBU). Dalam Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Nomor 1/2016, KBU merupakan wilayah yang berada di ketinggian 750 meter di atas permukaan laut (mdpl).
”Komplek ini ketinggiannya di bawah 750 mdpl, jadi tidak berada di KBU. Tapi tidak dipungkiri, bencana ini diakibatkan kerusakan lingkungan di KBU. Area resapan air semakin berkurang fungsinya, sementara alih fungsi lahan terus terjadi,” terangnya.
Dia juga menjelaskan, wilayah KBU meliputi 10 kecamatan 30 kelurahan di Kota Bandung. Dua kecamatan delapan kelurahan di Kota Cimahi, enam kecamatan 49 desa di Kabupaten Bandung Barat dan tiga kecamatan 20 desa di Kabupaten Bandung.
Oleh karena itu, Dadang mengingatkan, permasalahan lahan kritis di KBU harus ditangani bersama lintas kepala daerah. ”Saya ingin semua kepala daerah, yang wilayahnya masuk KBU, untuk duduk bersama di bawah koordinasi gubernur. Kita harus evaluasi lagi dan merumuskan bersama bagaimana strategi melindungi KBU,” tegasnya.
Di bagian lain, Polres Bandung akan menerjunkan tim investigasi untuk mencari penyebab banjir bandang dan jebolnya tanggul anak sungai Cipanjalu yang menewaskan tiga orang warga di Pasir Jati Kecamatan Cilengkang, Kabupaten Bandung.
Jembolnya tanggul tersebut memang berakibat masif. Belasan rumah dan dua di antaranya ambruk di Komplek Jati Endah Regency, Dusun Pasir Jati RT 04/RW 16, Desa Jati Endah.
Tiga orang tewas antara lain guru honor Hani Nurwijayani, 25, Firdasari, 35, dan anaknya yang masih balita Raivan (17 bulan). Sedangkan korban luka berat atas nama Kiki, 12. Sedangkan Nisa 14 dan Ajay 45 menderita luka ringan.
Kapolres Bandung, AKBP Indra Hermawan mengatakan, investigasi akan segera dilakukan untuk mencari penyebab kejadian tersebut. Apa mengarah ke kelalaian atau kesengajaan. Sebab, ada dugaan telah terjadi alig fungsi lahan di wilayah hulu.
”Kami akan memanggil pihak develover Komplek Jati Endah Regency. Kami coba konfirmasi soal pembangunan perumahan tersebut. Kami akan melihat bagaimana pembangunannya, termasuk Tembok Penahan Tebing (TPT), apakah memang sesuai dengan aturan tidak,” ujar Indra saat meninjau langsung ke lokasi kejadian, Minggu (10/2).
Jika ditemukan pelanggaran hukum dalam kejadian tersebut, kata Indra, maka pihaknya tak akan segan untuk melakukan penindakan. ”Ada sanksinya, kami akan banyak berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah, mau lihat ini kawasan apa, pembangunan bagaimana dan perizinannya bagaimana,” katanya.
Di bagian lain, Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Bandung Akhmad Djohara memaparkan, untuk membersihkan puing-puing bangunan dan genangan lumpur yang cukup tebal akibat banjir, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Bandung.
”Alat berat berupa 1 unit beko sudah didatangkan dari DPUTR. Sampai saat ini kami bersama TNI/Polri dan masyarakat setempat, tengah berupaya membersihkan genangan lumpur tebal juga puing-puing bangunan yang ambruk akibat banjir bandang semalam,” terang Akhmad.
Dia menjelaskan, para korban yang selamat akan segera ditempatkan di posko pengungsian. Sedangkan untuk mencegah banjir susulan, pihaknya bersama DPUTR tengah menahan tanggul yang jebol mempergunakan bronjong (anyaman kawat baja berlapis seng berisi batu).
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Trunoyudho Wisnu Andiko mengungkapkan, pihaknya telah menerjunkan Tim SAR Kompi 2 Batalyon A Polelopor Sat Brimob Polda Jabar sebanyak 34 personel untuk membantu evakuasi.[redaksi]
Sumber:jabarekspres