Mengisi Liburan Sekolah dengan Belajar Bahasa Asing di Kampung Inggris

- Wartawan

Selasa, 1 Januari 2019 - 10:44

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

MUSIM liburan sekolah bisa dimanfaatkan dengan beragam kegiatan positif. Salah satu tempat favorit untuk mengisi waktu liburan adalah Kampung Inggris di Pare, Kediri, Jawa Timur. Sesuai namanya, Kampung Inggris adalah suatu kawasan dengan ratusan lembaga kursus. Lokasinya berada di wilayah Tulungrejo Pare dan sekitarnya.

Meski namanya Kampung Inggris, kampung itu tidak didominasi lembaga kursus bahasa Inggris saja, tetapi juga bahasa asing lainnya seperti bahasa Mandarin hingga bahasa Arab. Setiap musim liburan, banyak lembaga kursus yang sengaja membuka program belajar berdurasi antara 1 minggu hingga 2 minggu.

Ini yang menjadi magnet dan membuat pengunjung yang datang tidak hanya dari wilayah Kediri, tetapi juga luar kota untuk berlibur sambil belajar di tempat itu. Alfin Ramadhani (13), misalnya, datang dari Sampang, Madura.

Ia mengaku tertarik dengan suasana pembelajaran yang berbeda dari sekolahnya, yaitu suasana pembelajaran yang fokus dan mudah dicerna. “Metode pembelajarannya menyenangkan,” ujar Alfin saat ditemui di Kampung Inggris, Jumat (28/12/2018).

Pelajar yang belajar di lembaga kursus Mahesa Institute itu mengatakan, bahasa Inggris cukup penting dipelajari karena bahasa internasional dan bagian dari cara dia mempersiapkan diri untuk menghadapi olimpiade yang akan digelar di Madura.

Khilyatul Aghniya, siswa Kampung Inggris lainnya, mempunyai tujuan yang lebih besar. Pelajar kelas 5 SD asal Kediri ini mengaku sengaja memilih liburan di Kampung Inggris karena ingin berlatih hidup mandiri.

Bagi pelajar Kampung Inggris, memang benar-benar dilatih hidup mandiri. Mereka tinggal di sana secara indekos maupun di asrama yang telah disiapkan lembaga kursus. Praktis dalam menjalani kehidupan, merekalah yang mengurus diri mereka sendiri.

Aghny pun memilih program berdurasi 2 minggu dan tinggal di asrama milik lembaga kursus HEC Pare. “Pengin latihan mandiri,” ujar Aghny.

Musim libur sekolah menjadi berkah bagi para pelaku usaha di kampung Inggris. Di sana, hampir semua kebutuhan hidup harian dengan mudah didapatkan, mulai kuliner hingga bidang jasa seperti penyewaan sepeda hingga pusat kebugaran. Banyaknya pelajar yang datang akan menambah pundi-pundi penghasilan mereka.

Ahmad Dani (26) pemilik lembaga kursus Eagle, mengatakan, ia mampu menjaring 350 pelajar mengikuti program liburan. Mereka terdiri dari siswa SD-SMA yang datang dari berbagai kota.

“Tiap tahun (pelajar yang mengikuti kursus) bertambah. Tahun lalu sekitar 200-an (pelajar),” ujar Dani.  Program yang dia tawarkan juga cukup komplit. Dengan durasi 1-2 minggu, peserta program mendapat pembelajaran tentang grammar,  speaking, vocabulary, hingga pronunciation.

Untuk bisa mengikuti program-program belajar di Kampung Inggris, biayanya sekitar Rp 500.000 hingga Rp 1.000.000. Biaya itu tergantung fasilitas yang ditawarkan, seperti fasilitas asrama maupun study tour.

Pendekatan pembelajaran yang dipakai, kata Dani, berbeda dengan metode kelas reguler. Untuk program liburan yang banyak siswa anak-anak, pendekatan lebih pada permainan yang edukatif.

Sementara itu, Silvana, pemilik jasa penyewaan sepeda angin di Kampung Inggris juga mengaku panen berkah selama liburan sekolah. Setiap harinya, penyewaan bisa mencapai 50 sepeda angin.

“Naik dua kali lipat dibanding hari biasa,” ujar Silvana. Ia menyewakan sepeda harian dan mingguan. Ia membanderol Rp 10.000 per unit dan mingguan Rp 30.000 per sepeda.

Di kawasan kampung Inggris memang tidak ada angkutan umum untuk menjangkau antar tempat. Mobilitas pelajar untuk bepergian mengandalkan sepeda angin.

Biasanya dengan sepeda angin ini pula mereka mengeksplorasi berbagai tempat wisata di sekitar lokasi. Hal itu kerap mereka lakukan untuk mengobati kerinduan terhadap rumah atau sekadar cuci mata.

Kampung Inggris mulai terbentuk pada tahun 1975 yang digagas Kalend Osen dengan lembaga kursusnya Basic English Course (BEC). Para alumni dari BEC kemudian banyak yang membuat lembaga kursus, sehingga lambat laun menjadi berkembang seperti saat ini.

Berita Terkait

Menyambut HUT Ke 48 SMA Negeri 2 Mejayan Adakan Kegiatan Donor Darah
Pj. Gubernur Sulawesi Selatan di Dampingi Pj. Bupati Takalar Tinjau Langsung Pemberian Makan Bergizi Gratis di SD Pa’rappunganta
Chocodot Edukasi Otak Anak Sehat, Terawat Untuk Masa Depan Hebat
Kacabdin Pendidikan Tulungagung dan Trenggalek Di Soal LSM GMBI Distrik Tulungagung,Terkait Keterbukaan Informasi Publik Dana BOS dan BPOPP
SDN 1 Haurpanggung Duta Kebersihan, Study Banding Ke Dinas LH Garut
Wisuda STKINDO Angkatan Ke-23 dan Ucap Janji Angkatan 2024 Berlangsung Hikmad
Pj. Bupati Takalar Dorong Pendidikan ASN Setingkat lebih Tinggi
Program MBG SMPN 5 Kota Madiun Tanpa Sendok dan Air Minum

Berita Terkait

Kamis, 13 Februari 2025 - 08:49

Program Pisew Rabat Beton Senilai Rp.500 Juta Di Desa Sumberagung dan Desa Tanen Dikeluhkan Warga Diduga tidak Sesuai Spesifikasi

Selasa, 11 Februari 2025 - 07:29

GMBI Jatim Audensi Dengan Disdik Prov. Jawa Timur

Minggu, 9 Februari 2025 - 22:29

GMBI Wilter Jatim Lakukan Investigasi Terhadap Maraknya Pertambangan Ilegal di Jawa Timur

Minggu, 9 Februari 2025 - 13:26

Aksi FPII di Dewan Pers dan Ķementerian Komdigti, : ‘Bubarkan Dewan Pers’ !!!”

Sabtu, 1 Februari 2025 - 01:58

Chocodot Edukasi Otak Anak Sehat, Terawat Untuk Masa Depan Hebat

Senin, 27 Januari 2025 - 04:27

*GMBI Nganjuk, Hadiri Undangan GMBI WilTer Jatim*

Sabtu, 25 Januari 2025 - 05:34

Diduga Microsleep Lepas Subuh, Pickup Hajar Rumah Warga

Sabtu, 25 Januari 2025 - 05:27

GMBI peduli, Kirim Do’a Almarhum H. Abdul Talib Dewan pakar GMBI

Berita Terbaru

JAWA TIMUR

GMBI Jatim Audensi Dengan Disdik Prov. Jawa Timur

Selasa, 11 Feb 2025 - 07:29