GARUT [spjnews.net]_ Empat orang warga Garut dilaporkan menjadi korban tsunami yang terjadi di Banten, Sabtu 22 Desember 2018. Keempatnya merupakan satu keluarga yang berasal dari Kampung Pasirjengjing, RT 02 RW 3, Desa Simpangsari, Kecamatan Cisurupan.
Kepastian adanya empat warga Garut yang menjadi korban tsunami Selat Sunda itu diungkapkan Empar Suparman yang merupakan keluarga korban. Mereka terdiri dari sepasang suami isteri bernama Komarudin (47) dan Ita Rosita (45), serta dua orang keponakanya yakni Hanhan (22) dan Wawan (35).
“Benar, empat orang anggota keluarga kami menjadi korban dalam peristiwa terjangan tsunami yang terjadi di Banten kemarin,” ujar Empar, Minggu 23 Desember 2018.
Menurutnya, empat anggota keluarganya tersebut bekerja mengelola vila yang berada di kawasan Pantai Carita sejak enam tahun lalu. Namun demikian Komarudin dan Rosita masih sering pulang ke kampung halamannya, karena anak mereka berada di Garut.
Diakui Empar, begitu melihat berita adanya tsunami di Banten dan Lampung, perasaannya langsung merasa tak enak. Empar dan keluarganya yang lain sangat khawatir akan nasib empat anggota keluarganya itu, karena mereka tinggal dan bekerja di kawasan pantai Carita.
“Begitu lihat berita di TV ada tsunami di Banten, saya langsung mencoba menghubungi mereka dengan telepon seluler. Namun tak satupun nomor telepom seluler mereka yang aktif sehingga semakin membuat kami khawatir,” katanya.
Keesokan paginya Empar memutuskan untuk berangkat langsung ke Banten guna memastikan nasib empat anggota keluarganya.
Nyaris rata
Benar saja, sesampainya di kawasan Pantai Carita, Empar melihat vila tempat empat anggota keluarganya bekerja nyaris rata dengan tanah. Berdasarkan informasi yang diterimanya, empat anggota keluarganya itu memang menjadi korban dan saat itu telah berada di Rumah Sakit Umum Pandeglang
Masih menurut Empar, setibanya di rumah sakit ia mendapatkan Komaridin bersama dua keponakannya, yakni Hanhan dan Wawan tengah menjalani perawatan karena mengalami luka-luka akibat tertimpa reruntuhan serta. Sedangkan Ita Rosita, nasibnya lebih malang, ia tewas seketika setelah tertimpa reruntuhan.
“Kami sangat prihatin sekaligus sedih dengan nasib yang menimpa empat anggota keluarga yang menjadi korban tsunami di Banten, terutama Ita yang meninggal. Namun kami pasrah karena sadar hal ini sudah takdir dari Allah yang tak bisa kami tolak,” ucap Empar dengan nada sedih.
Ketiga anggota keluarganya yang mengalami luka, tambah Empar, saat ini masih menjalani perawatan di RSU Pandeglang. Sedangkan jasad Rosita, rencananya akan dimakamkan di kampung halamannya di Cisurupan Garut, dan saat ini masih menunggu proses pemulangan.
Lebih jauh Empar membeberkan, almarhumah Ita Rosita meninggalkan tiga orang anak serta seorang cucu. Ia berharap Rosita bisa beristirahat dengan tenang dan khusnul khatimah.[pr]